ACEHFOOTBALL.net — H-4 jelang kembali bergulirnya Liga Indonesia 2020 dengan status extraordinary tanpa degradasi bikin hati cemas bin waswas. Ditambah lagi gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia sedang meninggi.
Jangan sampai sepakbola Indonesia menjadi cluster baru corona deasease di tengah situasi psikologis kita saat ini yang sangat butuh hiburan.
Semua stakeholder sepakbola nasional harus berkomitmen bahwa kesehatan dan keselamatan jiwa adalah prioritas utama dibandingkan hasil pertandingannya (baca: bisnis). Dan, soal Gerakan Nasional Disiplin Protokol Kesehatan ini yang bikin kita cemas.
Jujur, harus diakui kita ini lemah dalam disiplin dan termasuk bangsa yang ngeyel alias bandel. Artinya, jangan samakan level kita dengan bangsa Eropa. Spesifik lagi Liga Indonesia dengan Premier League, Bundesliga, Serie A, Ligue 1, maupun LaLiga yang juga sudah dimulai kembali.
Mereka sudah sangat disiplin dalam menjalankan aturan kesehatan di tengah wabah. Misalnya, betapa cepat PSG menangani Neymar, Angel di Maria, Kylian Mbappe cs yang terpapar covid. Mulai dari proses evakuasi sampai karantina dan pemulihan.
Bahkan Neymar sudah bisa bermain lagi. Betapa cepatnya AC Milan mendeteksi bahwa Zlatan Ibrahimovic terpapar covid padahal sehari sebelumnya masih dinyatakan negatif.
Indonesia? Banyak aturan dilanggar. Bahkan, banyak kebijakan yang dijalankan tidak kompak. Lebih banyak dijadikan momen mencitraan politik. Khusus di sepakbola bagaimana regulasi kesehatan baru disosialisasikan pada 16 September.
https://www.instagram.com/p/CFmqJLZpfVM/
Banyak klub yang belum paham. Aturan soal Covid apabila ada orang asing datang ke Indonesia meskipun sudah membawa surat bebas covid, tetap harus karantina 14 hari. Faktanya, banyak pemain asing baru datang langsung keesokannya latihan.
Banyak klub ujicoba tanpa standar kesehatan. Baik swab maupun tanpa kehadiran penonton. Lalu bagaimana proses perpindahan tim dari satu kota ke kota lain? Apakah bisa menjamin tidak terpapar dengan belum dipahami betul aturan kesehatan. Ada Tangerang, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Bantul, Malang, sampai Madura. Jarak tempuh yang jauh sangat rawan sekali. Mari berkomitmen!
***
Diari Akmal adalah nama rubrik baru di acehfootball, yang tak lain catatan pribadi Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS). Bung Akmal, tak keberatan, postingannya di Instagram @akmalmarhali20 ditayangkan lebih luas pada situs ini.
Komentar