ACEHFOOTBALL.net — Secara eksplisit terjawab sudah kenapa federasi (baca: PSSI) bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersikeras melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 2020, dibandingkan fokus bersiap menggelar kompetisi musim baru 2021.
Apalagi bila melihat waktu sejatinya sudah kadaluarsa lantaran baru akan digelar pada Februari 2020. Itupun masih sebatas rencana. Belum pasti bisa dilaksanakan dan belum juga mengantongi izin dari pemerintah. Baru ancang-ancang sepihak dari PSSI dan LIB dengan titel dimodifikasi menjadi kompetisi musim 2020/2021.
Kepentingan ekonomis dan bisnis menjadi alasan utama. Itu tergambar jelas dari surat edaran PT LIB kepada peserta Liga 1 bernomor 394/LIB-KOM/XI/2020 dan ke klub Liga 2 nomor 395/LIB-KOM/XI/2020 tertanggal 2 November 2020 (GESER FOTO).
Hitung-hitungan kontribusi komersial lebih ditonjolkan dalam surat dibandingkan mekanisme teknik pelaksanaan kompetisi dan jadwal yang baru akan disusul kemudian. Termasuk kepastian izin dari Kementerian Pemuda dan Olahraga via BOPI yang ditembuskan ke pihak kepolisian yang belum ada kejelasan. Padahal, dua hal ini (regulasi dan izin) menjadi kunci.
Sah-sah saja PSSI dan LIB ngotot melanjutkan kompetisi yang baru 3 laga (liga 1) dan 1 laga (liga 2). Apalagi, sudah ada dana sponsor yang terpakai dan harus dipertanggungjawabkan. Tapi, yang harus diperhatikan benar-benar adalah aspek legalitas dan yudisialnya.
Jangan sampai memaksakan yang pada akhirnya menabrak aturan baik statuta PSSI maupun regulasi kompetisi plus menafikan aspek security bussiness-nya. Sebatas usulan dari Save Our Soccer kembalikan kompetisi kepada esensinya. Seperti semula ada degradasi bila ingin dilanjutkan.
Tanpa degradasi akan membuka pintu terhadap potensi masuknya bandar judi dan jual beli pertandingan. BERBAHAYA! Ini harus diantisipasi karena akan merusak moral sepakbola nasional dari hakekatnya yang sportif dan fairplay.
Tanpa degradasi juga bertentangan dengan Statuta PSSI yang menyebutkan pemilik suara dari Liga 1 adalah 18 klub. Pelanggaran statuta akan menjadi bumerang dan celah bagi pihak yang ingin menggoyang posisi Ketua Umum Iwan Bule.
***
Diari Akmal adalah nama rubrik baru di acehfootball, yang tak lain catatan pribadi Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS). Bung Akmal, tak keberatan, postingannya di Instagram @akmalmarhali20 ditayangkan lebih luas pada situs ini.
Komentar