Oleh Boy Ferdian
Wow…!!! Itu mungkin kata yang terucap oleh beberapa praktisi sepakbola nasional melihat gebrakan Persiraja di tiga laga awal Shopee Liga 1.
Menahan imbang Bhayangkara FC dan Madura United serta membungkus poin penuh saat meladeni tuan rumah Macan Putih Persik Kediri menunjukkan kiprah awal yg mengesankan dari klub promosi dan satu-satunya wakil Sumatra di Liga 1 kali ini yaitu Persiraja.
Patut diacungi jempol memang perjuangan anak-anak Aceh sampai saat ini masih mampu membuat kita pencinta bola tanah rencong untuk sedikit optimis dengan tim ini.
Sedikit catatan saja dari dua laga away melawan Madura dan Persik. Tampak sekali Hendri Susilo menerapkan disiplin tingkat tinggi kepada pemain.
Permainan yang sedikit boleh dikatakan agak bertahan dengan pola pertahanan rendah (4 pemain bawah disiplin pada posisi) mampu membuat frustasi para pemain lawan.
Catenaccio ala Persiraja sudah mulai makan korban. Tidak ada yang salah dengan pola tersebut. Dalam sepak bola hal itu lumrah dan sering dilakukan oleh tim-tim inferior dengan tim yang punya pemain kaliber bintang.
Sekedar masukan. Di dua laga lawan Madura dan Persik, Persiraja berada dalam tekanan hebat. Hampir 75 menit tim di kurung setengah lapangan dengan permainan cepat dan taktis Madura dan persik. Tapi lagi-lagi Fachrurrazi Quba hadir untuk menjadi “laba-laba” di gawang Persiraja.
Harus jujur diakui bahwa skuat yang ada di Persiraja saat ini belum terlalu ideal.
Kedalaman skuat menjadi Pekerjaan Rumah bagi Hendri Susilo cs. Hal ini dapat kita lihat saat lini depan mandul dan lini tengah tak mampu mengimbangi pressure lawan, tidak ada pelapis yang bisa di harapkan.
Alih-alih menempatkan tandem bagi Vanderlei, Hendri lebih cenderung mencoba mempertahankan situasi dengan memasukkan Nakata atau Assanur Rizal sendirian di depan menggantikan Vanderlei.
Tentu kondisi ini jangan dibiarkan terlalu lama. Kondisi awal-awal musim ini belum bisa jadi tolok ukur tim. Tim lain pun masih dalam kondisi menstabilkan performa sambil pelan-pelan menapaki peluang naik ke papan atas.
Kita tidak bisa terus bergantung pada Fachrurrazi Quba di bawah mistar dan berharap keberuntungan terus berada di pihak kita.
Tim pelatih tentu telah berhitung plus minus pemain dan kondisi tim secara keseluruhan sambil terus mencoba membenahi lini lini yg menjadi titik lemah.
Maju terus…!!! Bravo Laskar Kutaraja…
Komentar