GELARAN PON XXI ACEH -SUMUT telah berakhir, berbagai cerita dan moment-moment indah dan penuh haru serta moment penuh kontroversi terjadi di ajang pesta olahraga nasional 4 tahunan ini.
Apapun yang telah terjadi mari kita jadikan sebagai pengalaman yang berharga dan pelecut semangat untuk kembali dan terus berbuat yang terbaik untuk daerah dan untuk prestasi atlet itu sendiri.
Aceh dan Sumut telah menyelesaikan tugasnya sebagai tuan rumah bersama Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang berlangsung 9-20 September lalu.
Tentu begitu banyak catatan yg menjadi PR terutama bagi Kemenpora sebagai penanggung jawab utama PON dan bagi kedua daerah yang menjadi tuan rumah.
Dalam ulasan ringkas ini kita tidak mengulik lagi tentang Masalah konsumsi bagi atlit hingga belum rampungnya beberapa venue dan terakhir kondisi alam atau force majeure yang memang tidak bisa kita hindari.
Pemerintah melalui Kemenpora dan PUPR telah membangun dan merenovasi hampir semua venue yang ada di kedua propinsi Aceh dan Sumut agar sesuai standar dan layak untuk menyelenggarakan pertandingan.
Dari mulai merenov dan membangun kembali Stadion tua H.Dimuthala Lampineung, Stadion Harapan Bangsa hingga membangun stadion megah Sumut Sport Center adalah beberapa contoh.
Kita perlu bangga dan berterima kasih kepada dalam hal ini Pemerintah yang mungkin kalau tidak ada PON maka semua venue yang ada tidak akan atau entah kapan akan di bangun atau di renovasi.
Inilah yang saya bilang tadi kita harus berterima kasih dan sekarang saatnya kita atau Pemerintah Kota atau Pemerintah Aceh mulai menjaga aset yang berharga ini
KONI bersama PB induk olahraga juga harus bisa memikirkan bagaimana venue-venur tersebut tetap berfungsi dengan rutin membuat event seperti Kejurda atau bahkan Kejurnas.
Menjaga dan memelihara aset ini tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit, dan akan menjadi mudah apabila kita sebagai masyarakat juga turut menjaga fasilitas yang telah di bangun.
Dan akhirnya harapan kita semua adalah PON boleh kelar, tapi Fasilitas jangan terlantar.
Komentar