ACEHFOOTBALL.net — Liga 1 Indonesia 2020 dilanjutkan pada 1 Oktober 2020 dengan status extraordinary di tengah Pandemi Covid-19. Tadinya, publik berharap label darurat yang disematkan setidaknya membuat pengelola sepakbola Indonesia, baik PSSI maupun PT LIB bisa belajar dari apa yang sudah dicontohkan di sejumlah negara maju sepakbola.
Status extraordinary lebih difokuskan kepada protokol kesehatan karena ini bicara kesehatan dan keselamatan nyawa manusia (baca: pelaku sepakbola Indonesia. Selebihnya, terkait regulasi dan rule of the games sifatnya normal. Modifikasi lebih soal menjaga kesehatan pemain. Misalnya, pergantian pemain lebih dari tiga.
Sayangnya, contoh-contoh di Eropa tidak mampu dipahami pengambil kebijakan di sepakbola kita. Terlalu banyak kepentingan yang bermain. Alih-alih kepentingan kesehatan yang diutamakan, malah kepentingan bisnis kelompok yang dominan. Soal kesehatan bahkan menjadi nomor dua. Fakta di lapangan berbicara.
Bagaimana sampai H-9 setiap daerah masih beragam memahami protokol kesehatan. Bahkan, ada daerah yang mengambil sikap tidak mengizinkan. Tapi, soal ini malah tak mendapatkan perhatian serius. Justeru utak-atik bursa transfer yang tidak urgen yang ditonjolkan.
Aneh, status kompetisi melanjutkan, tetiba keluar aturan soal transfer pemain. Dibuka mulai 21 September-28 Oktober. Padahal, dalam manager meeting kebijakan ini DITOLAK lewat voting. 8 klub tidak setuju, 7 setuju, 3 abstain.
Selain muncul bursa transfer, ada juga aturan baru soal pemain asing. Bila di regulasi musim 2020 status pemain asing dalam pasal 29 diatur strata-nya, kebijakan ini dihapuskan.
“Pemain asing yang bermain pada lanjutan kompetisi dalam keadaan luar biasa 2020 tidak wajib memenuhi kriteria strata kompetisi dari klub asal,” tulis ayat pertama Pasal 30 dalam regulasi terbaru Shopee Liga 1 2020. Sudah seperti tarkam.
https://www.instagram.com/p/CFhQvmypGHQ/
Inilah wajah sepakbola Indonesia. Perubahan masih sebatas mimpi. Yang konsisten hanya kontroversi dan sensasi. Makanya, kita bisa bilang, hanya ada empat hal yang sulit diprediksi manusia: Umur, Rezeki, jodoh dan Sepakbola Indonesia.
***
Diari Akmal adalah nama rubrik baru di acehfootball, yang tak lain catatan pribadi Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS). Bung Akmal, tak keberatan, postingannya di Instagram @akmalmarhali20 ditayangkan lebih luas pada situs ini.
Komentar