Otoritas tertinggi sepak bola di tingkat internasional, FIFA, telah menyerahkan komputer dan datanya kepada penyelidik Swiss yang sedang menelusuri jejak korupsi dan suap pada proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2002.
Menurut BBC, informasi yang disita dari markas besar FIFA di kota Zurich itu termasuk data-data presiden FIFA, Sepp Blatter, dari komputer Sekertaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, dan juga kepala keuangan FIFA, Markus Kattner.
FIFA menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama secara penuh dengan pihak otoritas Swiss.
Bulan lalu, setelah memenuhi permintaan Kejaksaan Agung Amerika Serikat untuk menangkap tujuh petinggi FIFA, otoritas Swiss juga mengumumkan bahwa mereka juga akan melakukan penyelidikan, yaitu spesifik terkait Piala Dunia 2018 dan 2022.
Rusia dan Qatar menolak tuduhan bahwa mereka melakukan kejahatan dalam proses pemilihan.
FIFA kembali menyatakan bahwa mereka adalah pihak yang dicederai karena adanya kasus-kasus korupsi dan suap, serta bahwa FIFA adalah pihak yang meminta adanya penyelidikan.
Sementara itu, pada Rabu (10/6/2015), FIFA mengumumkan bahwa proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2026 telah ditunda. Valcke mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memulai proses tersebut dalam “iklim seperti saat ini”.
Blatter telah mengumumkan bahwa ia akan turun dari posisinya, meski telah terpilih sebagai presiden FIFA yang baru. FIFA akan menggelar Kongres pemilihan presiden baru pada 16 Desember.
Mantan gelandang Brasil, Zico, pada Rabu (10/6/2015) berkata bahwa ia berkeinginan untuk mencalonkan diri.
sumber: cnn
Komentar