Presiden Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), La Nyalla Mahmud Matalitti dengan penuh keyakinan menyebutkan, peserta Piala Kemerdekaann adalah klub palsu.
La Nyalla melontarkan pernyataan itu dalam acara bertajuk ‘Suporter Bertanya? PSSI Menjawab’ di Stadion Utama Gelora Bung Karno (5/7/2015) sore.
La Nyalla menjabarkan pernyataan mengenai Piala Kemerdekaan yang akan diselenggarakan oleh Kemenpora, sebagai pengganti kompetisi yang terhenti akibat Surat Pembekuan (SK) PSSI dari Menpora dan larangan FIFA.
Menurutnya peserta yang setuju untuk mengikuti kompetisi tersebut, bukanlah anggota PSSI alias klub palsu, hanya Martapura FC dan Persatu Tuban yang merupakan anggota PSSI. La Nyalla juga menghimbau anggota resmi PSSI untuk tetap berpegang kepada statuta PSSI Pasal 4 huruf a, d, e, f, dan g mengenai perlindungan PSSI kepada anggotanya.
“Peserta Piala Kemerdekaan saat ini abal-abal, tidak ada yang asli. Saya hanya berharap dan menghimbau anggota PSSI tidak dikeluarkan dari keanggotaan karena mengikutinya (Piala Kemerdekaan) dan mendapat sanksi keluar dari keanggotaan PSSI,” ucap La Nyalla.
“Hanya beberapa saja yang benar seperti Martapura FC dan Persatu Tuban (klub anggota), kami (PSSI) hanya ingin melindungi mereka agar tak terkena konsekuensi nantinya (jika melanggar statuta),” imbuhnya.
PSSI bersikukuh karena hanya organisasi yang diakui FIFA yang berhak menyelenggarakan kompetisi, apalagi kejelasan format Piala Kemerdekaan sendiri patut dipertanyakan. Hal ini sebelumnya dijelaskan oleh Tommy Welly selaku Juru Bicara PSSI.
“Dari konteks sepak bolanya, surat dari sana tidak ada kejelasan antara turnamen atau kompetisi. Kompetisi itu, timnya bukan undangan, lalu ada asas sporting meriednya, dan ada promosi degradasinya. Dari istilah ini saja sudah rancu jadi tidak lazim. Waktunya saja kurang dari tiga minggu, sementara sulit untuk sebuah kompetisi dilakukan dalam tiga minggu,” imbuh Tommy.
“Semua sangat rancu. Karena di satu sisi, Tim Transisi bukan anggota FIFA dan bukan badan yang dikenal FIFA. Tapi, mereka menggunakan law of the game. Ini kontradiktif dan tidak lazim,” lanjut pria yang kerap disapa Towel itu.
Sumber: okezone
Komentar