Mantan anggota Komite Eksekutif FIFA, Chuck Blazer, memutuskan untuk jadi informan FBI dalam penyelidikan kasus korupsi dan suap di tubuh federasi asosiasi sepak bola internasional tersebut untuk menghindari hukuman penjara selama 75 tahun, demikian hal tersebut diungkapkan dalam permohonan keringanan hukuman yang ia ajukan.
Rincian permohonan antara Blazer dan pemerintah Amerika Serikat tersebut diungkap ke publik pada Senin (15/6/2015) atas keputusan hakim.
Pada 2013 lalu, Blazer yang kini berusia 70 tahun mengaku bersalah atas 10 tuduhan, termasuk di antaranya penyuapan, pencucian uang, dan penghindaran pajak. Total hukuman yang bisa ia dapatkan mencapai 75 tahun.
Blazer lalu membuat perjanjian untuk mendapatkan imunitas terhadap tuntutan dengan menjadi informan FBI dan ia mengumpulkan bukti yang bisa mengungkap kejahatan pengurus FIFA lain.
Untuk menghindar dari hukuman penjara, Blazer setuju untuk “memberikan informasi yang jujur, komplet, dan akurat” kepada jaksa penuntut Amerika Serikat dan juga “berpartisipasi dalam aksi penyamaran dan mengikuti instruksi spesifik dari agen penegak hukum.”
Bulan lalu, tujuh petinggi FIFA ditangkap kepolisian Swiss hanya dua hari sebelum kongres FIFA di Zurich. Aksi penangkapan tersebut dilakukan atas permintaan penegak hukum Amerika Serikat.
Blazer, mantan Sekretaris Jenderal CONCACAF, pertama kalinya memberikan informasi kepada Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada Desember 2011 lalu. Melalui sidang tertutup pada November 2013 di Brooklyn, ia mengaku bersalah.
Dalam dokumen permohonan keringanan hukuman, Blazer mengaku menerima suap untuk memberikan suara kepada Afrika Selatan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010 dan juga suap terkait Piala Dunia 1998 di Perancis.
Blazer mengklaim, pertama kali ia menerima suap terkait proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia adalah pada “sekitar 2004 dan berlanjut hingga 2011.”
Blazer tetap menjabat sebagai eksekutif FIFA hingga 2013 dengan masa jabatan terentang selama 16 tahun.
sumber: cnn
Komentar