ACEHFOOTBALL.net — Hasan Sukur dikenal sebagai pemain sepakbola hebat yang pernah dilahirkan Turki. Semasa aktif, dia adalah striker terhebat dan paling produktif di Eropa. Dia masih tercatat sebagai pencetak gol tercepat di Piala Dunia 2002.
Akibat konflik politik, membuat pemain sepak bola terhebat Turki itu terpaksa menjadi sopir taksi daring (online) di Amerika Serikat guna menghidupi keluargnya. Banyak yang bertanya, kenapa Sukur bisa tersungkur bangkrut?
Jawabannya, karena ia berselisih atau konflik politis dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Akibat kondisi tersebut membuat kehidupan mantan ujung tombak timnas Turki itu berubah drastis sejak pensiun dari sepak bola pada 2008.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Welt am Sonntag, dipaparkan, bangkrutnya Sukur karena dihalangi akses keuangannya oleh Erdogan gara-gara urusan politik.
Otomatis, pemain sepak bola berusia 48 tahun itu tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya selama menjadi pemain sepakbola top di berbagai klub Eropa karena semua penghasilannya dihalangi Erdogan.
Striker pemegang rekor gol tercepat Piala Dunia, yaitu 11 detik, setelah kick-off dalam laga melawan Korea Selatan pada 2002 itu. Bahkan, Hakan Sukur kini menjadi sasaran ancaman pembunuhan dan fitnah.
“Saya tidak punya apa-apa lagi, Erdogan mengambil segalanya: hak saya untuk kebebasan, kebebasan berekspresi, dan hak untuk bekerja,” katanya kepada surat kabar itu, dikutip BBC News, Rabu (15/1/2020).
Hakan Sukur adalah pencetak gol terhebat di Turki dan menjadi salah satu legenda dunia sepak bola. Kini selain menjadi sopir taksi online dan ia juga berjualan buku untuk mencari nafkah di Amerika Serikat.
Hakan Sukur mencetak 51 gol dalam 112 penampilan untuk Turki antara 1992 hingga 2007. Ia menjadi bagian dari timnas Turki yang masuk peringkat tiga pada Piala Dunia 2002.
Mantan pemain klub Liga Inggris Blackburn Rovers itu menghabiskan sebagian besar kariernya di Galatasaray dan merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Super Lig — liga papan atas Turki.
Setelah pensiun dari sepakbola, ia terjun ke dunia politik. Pada 2011, Sukur memenangkan kursi di Parlemen Turki sebagai anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan.
Namun ia kemudian dikaitkan dengan gerakan Fethullah Gulen, seorang cendekiawan Islam serta ulama Turki dan saingan Erdogan. Belakangan, Erdogan menyingkirkan Gulen dan pengikutnya karena dituding sebagai dalang upaya kudeta pada 2016.
Hakan Sukur, yang waktu itu tinggal di Amerika dilaporkan mengecam upaya kudeta tersebut. Tetapi pada 2017, ia tetap disebut media pemerintah Turki sebagai “anggota buron Organisasi Teroris Fetullah (FETO).”
Hakan Sukur disebut dalam laporan tersebut bahwa ia tinggal di rumah seharga US$3 juta, mengelola sebuah kafe di Palo Alto,” daerah terkaya di Wilayah Teluk San Francisco.”
Namun hal itu dibantah Hakan Sukur. Dia menuturkan cerita yang tak semegah itu.
“Saya pindah ke Amerika Serikat, awalnya mengelola sebuah kafe di California, tetapi orang-orang aneh terus datang ke bar,” katanya kepada Welt am Sonntag. “Sekarang saya menjadi pengemudi Uber dan jualan buku.”
Ia mengatakan, rumah, usaha, dan rekening banknya di Turki telah disita oleh pemerintah Erdogan. Ia juga menyangkal telah melakukan kejahatan apapun. “Sepertinya tidak ada yang bisa menjelaskan apa sebenarnya peran saya dalam kudeta ini,” imbuhnya.
“Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang ilegal, saya bukan pengkhianat atau teroris.”
Ini bukan pertama kalinya dia berbicara tentang masalah ini.
Pada 2018 ia mengatakan kepada New York Times: “Ini negara saya; Saya suka orang-orangnya, meskipun pandangan mereka tentang saya terdistorsi oleh media yang dikendalikan [pemerintah].”
Disadur dari EP/BBC
Komentar