ACEHFOOTBALL.net — Berakhir sudah karier Fahrizal Dillah sebagai bomber Persiraja di Liga 2 musim ini. Mendapati idolanya dicoret, para fans pun mengirim pesan penuh semangat.
Pesan-pesan tersebut membanjiri laman instastory pemain kelahiran Banda Aceh 14 April 1990 itu. Komentar yang muncul pun beragam, ada yang standar alias normatif, ada pula yang penuh sindiran.
Hasil pantauan ACEHFOOTBALL, sebagian netijen merasa kehilangan sosok predator di kotak 16 itu. Bahkan mereka berharap idola Lampineung itu cepat kembali.
Dukungan moril itu bukan hanya datang dari fans setia Persiraja yakni Skuller — sebutan untuk Skull— tapi juga dari penonton setia Laskar Kutaraja.
“Keep stong brother, semoga karirnya semakin bagus dan cepat kembali,” tulis pemilik akun Muzammil Falaq.
“Tetap semangat idola, cepat comeback…,” Aizil Riskia Fona
“Tetap semangat abang, semangat pantang menyerah demi menggapai cita-cita abang. Pohon yang tinggi akan semakin kencang pula angin di atasnya,” tulis M Reza Saputra.
“Kata-kata ini akan melekat sampai kapan pun bagi kami Skullers dan pecinta Persiraja!. Karena kita pernah berjuang bersama-sama menuju kasta tertinggi Indonesia,”
“Keep strong adoe, semoga ke depan kita bisa bersama lagi,” tulis Surya Darma.
Sementara akun resmi Skull juga ikut memberi support kepada idolanya. “Terima kasih atas dedikasimu predator, sejarah akan selalu mengenangmu. Semoga ke depan kita bisa berjuang bersama lagi.”
“Teman dan predator terbaik yang dimiliki Banda Aceh. Saya kecewa atas keputusan manajemen mencoret pemain ini,” nimbrung RJ Pratama.
Bersama Persiraja, pria yang akrab disapa Dek Jal ini sudah mencetak 70 gol lebih. Prestasi terbaiknya adalah saat membawa klub klasik ini promosi ke Liga Super Indonesia pada musim 2010/2011.
Di bawah racikan Herry Kiswanto, Persiraja menjadi runner-up Divisi Utama musim 2010/2011 usai kalah tipis 0-1 dari tim asal Yogjakarta, Persiba Bantul. Dengan lolosnya Persiraja sebagai runner-up, maka untuk musim 2011/2012 Persiraja bermain di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia yang lebih dikenal Indonesia Super League (ISL).
Namun pada pertengahan tahun 2011, terjadi kisruh di tubuh PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia) dikarenakan kepengurusan yang saat itu dipegang oleh rezim Nurdin Halid dianggap gagal memajukan prestasi sepak bola Indonesia.
Lalu PSSI akhirnya membentuk kepengurusan yang baru dan diketuai oleh Djohar Arifin Husin. Nama kompetisi pun berubah, yang dulunya ISL kemudian diganti nama dengan IPL (Indonesian Premier League).
Dan, Abdul Musawir dkk pun akhirnya berlaga di IPL. Apalagi saat itu, Walikota Banda Aceh, Mawardi Nurdin (kini almarhum) duduk dalam kabinet Djohar sebagai salah satu anggota komite eksekutif.
Komentar