ACEHFOOTBALL,net — Dalam tiga tahun terakhir, nama Mohamed Salah terus masuk daftar tokoh muslim berpengaruh di dunia. Dalam The Muslim 500 kali ini, peringkat Salah naik ke posisi 42, setelah sebelumnya 44.
Memang, sosok Mohamed Salah tak cuma membuat Liverpool menuai banyak prestasi. Bomber asal Mesir itu juga mendapat kehormatan mengisi daftar tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia edisi 2021.
Mantan striker Chelsea ini masuk dalam daftar ‘The Muslim 500’. Ya, nama Salah bisa ditemukan di nomor ke-42 dari 50 orang teratas yang ada di daftar itu. Salah terpaut 30 peringkat dari Presiden Joko Widodo yang mengisi nomor 12 dan tiga angka di atas Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Ini bukan pertama kali Salah masuk daftar tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia. Di edisi 2020, Salah ada di nomor 44. Setahun sebelumnya, striker berusia 28 tahun ini mengisi peringkat 46.
Masuknya Salah ke dalam daftar ini tidak mengherankan. Aksinya membawa Liverpool memenangi Liga Champions, Liga Inggris, dan Piala Dunia Antarklub membantu mengatasi Islamofobia, terutama di Inggris.
Hal itu dibuktikan sebuah riset berjudul “Can Exposure to Celebrities Reduce Prejudice? – The Effect of Mohamed Salah on Islamophobic Behaviors and Attitudes”. Riset itu dilakukan peneliti dari Stanford University dan ETH Zurich.
Riset itu menemukan ada korelasi antara keberadaan Mo Salah dengan penurunan sentimen buruk terhadap Muslim dan Islam di wilayah sekitar Liverpool.
— Mohamed Salah (@MoSalah) December 7, 2020
Laporan riset ini secara khusus juga menyoroti kejadian menarik pada Februari 2018, sesaat setelah Liverpool memenangkan pertandingan melawan FC Porto.
Kala itu, kelompok suporter Liverpool menyanyikan chant khusus untuk Mo Salah yang merupakan seorang Muslim. Bunyinya begini:
If he scores another few
Then I’ll be Muslim, too
If he’s good enough for you
He’s good enough for me
Sitting in a mosque…
That’s where I wanna be
Mo Salah la-la-la-la, Mo Salah la-la-la-la
‘The Muslim 500’ sendiri adalah buku yang diterbitkan setiap tahun oleh Pusat Studi Strategis Islam di Amman, Yordania, bekerja sama dengan yayasan Pangeran Al-Waleed Bin Talal di Georgetown University, Amerika Serikat.
| KUMPARAN
Komentar