ACEHFOOTBALL.net — Kepergiaan Diego Maradona, menjadi santapan empuk untuk media Inggris. Mereka membuat liputan yang jauh dari lazimnya media Eropa dalam menulis tentang sosok legenda Argentina itu.
Pada Kamis lalu, halaman depan surat kabar di seluruh Inggris membuat laporan sangat berbeda tentang kepergian mantan pemain Napoli itu. Mereka lebih fokus pada memori kelam Piala Dunia 1986, akibat gol “Tangan Tuhan” Maradona.
Dalam laporannya, media Inggris lebih menudong Maradona sebagai ‘penipu’ daripada jenius. Diksi Jenius ini malah dipakau media Prancis L’Equipe yang memuji Maradona sebagai “dewa”.
Daily Star misalnya, yang memuat headline: “Di mana VAR saat kami paling membutuhkannya?”
The Sun berbunyi: “Musuh Piala Dunia Inggris dan salah satu yang terhebat sepanjang masa … Di tangan tuhan.
Laporan beberapa surat kabar nasional Inggris tersebut, tidak luput dari perhatian penggemar dan tokoh di media sosial. Di lini masa Twitter, kecaman demi kecaman ditujukan kepada media negeri Ratu Elizaberth tersebut.
“Yang paling menarik adalah upaya untuk mengurangi kejeniusan ini (dan manusia yang sangat cacat) yang memberikan kegembiraan kepada jutaan orang pada satu insiden yang menurut saya telah diatasi sebagian besar orang Inggris sejak lama. Dan apakah kami ingin mengatakannya? kecurangan tidak terjadi dalam sepak bola? Atau olahraga? Atau kehidupan? “’
“Sejujurnya saya tidak mengerti bagaimana mereka lolos begitu saja.”
“Salah satu contoh paling mencolok yang menunjukkan bahwa media di negara ini benar-benar raja hama.”
Headline media Eropa lainnya terlihat sangat berbeda dengan pemberitaan Inggris karena mereka menggunakan gambar ikonik Maradona.
— BenchWarmers (@BeWarmers) November 26, 2020
Atas kepergiaan Maradona, Presiden Argentina mengatakan tiga hari berkabung nasional yang meninggal dunia setelah menderita serangan jantung pada usia 60 tahun pada Rabu lalu.
Diego Maradona dianggap sebagai putra terbaik Argentina di lapangan hijau dan pernah membawa timnas Argentina meraih Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Sebelum kepergiannya, awal bulan ini ia sempat melakukan operasi otak. Meski operasi otaknya berhasil, ia disebut memang sudah mengalami sejumlah komplikasi.
— BenchWarmers (@BeWarmers) November 26, 2020
Dalam hidupnya pria kelahiran 30 Oktober 1960 di Lanus, Argentina lahir tersebut hidup dalam kemiskinan dan menghabiskan masa kecilnya di Villa Fiorito.
Maradona adalah satu dari delapan anak dalam keluarganya. Kini, Maradona berstatus duda dengan tiga anak perempuan Dalma, Giannina, dan Jana serta dua anak laki-laki Diego Sinagra dan Diego Fernando.
Bakat sepak Maradona telah terlihat saat ia usia 10 tahun. Pada usia ke-12, ia menjadi ballboy bagi klub Argentino Juniors dan menjadi penghibur dengan memamerkan skill olah bola pada jeda pertandingan.
Maradona memulai debutnya bersama Argentina pada usia 16 tahun melawan Hongaria pada 27 Februari 1977. Pada 1982, Diego Maradona mendarat di klub raksasa, Barcelona dengan rekor transfer 5 juta poundsterling, rekor pemain termahal dunia saat itu.
Pada 1982, Diego Maradona mendarat di klub raksasa, Barcelona dengan rekor transfer 5 juta poundsterling, rekor pemain termahal dunia saat itu. Bahkan pada laga El Clasico 26 Juni 1983, dia mencetak gol yang ikut membawa Barcelona membantai 3-0 Real Madrid di kandangnya Stadion Santioago Bernabeu kala itu.
Sebelum meninggal, Maradona sebenarnya sempat dilarikan ke rumah sakit. Ia menjalani operasi otak. Meski Maradona mengaku baik-baik saja, namun dokter menemukan dirinya sangat lemah saat diperiksa awal November lalu. “Saya akan mengoperasinya. Ini operasi rutin, dan dia sadar,” kata dokter pribadinya Leopoldo Luque.
Namun Luque mengatakan bahwa gaya hidup berkontribusi pada kondisi Maradona sekarang. Maradona memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Ia juga menderita dua serangan jantung di masa lalu. Bahkan sempat mengidap hepatitis.
Di 2005, Maradona pernah melakukan operasi bypass lambung untuk menurunkan berat badan hingga 50 kilogram (kg). Meski pulih dari narkoba, ia masih mengonsumsi obat penenang dan anxiolytics.
Sang dokter mengesampingkan potensi komplikasi akibat virus corona. Pekan lalu, Maradona diketahui mengisolasi diri untuk kedu kalinya setelah karyawannya menunjukkan gejala corona (Covid-19) meski kemudian dinyatakan negatif.
Komentar