ACEHFOOTBALL.net — Mantan pelatih kawakan Persiraja Banda Aceh, Parlin Siagian meninggal dunia pada Senin (16/11) sekira pukul 12:00 WIB di RS Elizabeth Medan. Parlin meninggal dalam usia 69 tahun.
Meski Parlin adalah legenda PSMS Medan, yang terkenal dengan tendangan pisangnya itu, namun namanya juga harum di kalangan pemain Aceh era-90-an. Parlin juga sukses membawa armada Laskar Rencong, promosi ke Divisi Utama pada tahun 1992.
Pada saat masih aktif bermain dan membela PSMS, Parlin sukses membawa Ayam Kinantan menjuarai Piala Perserikatan tahun 1971 dan 1975. Lalu, membawa PSMS juara Piala Soeharto tahun 1972, juara Marah Halim Cup 1972 dan 1973.
Lalu, Parlin Siagian menyatakan gantung sepatu pada tahun 1981. Setelah gantung sepatu, pemain seangkatan Nobon Kayamudin dan Tumsila ini menjadi pelatih di sejumlah tim, termasuk PSMS.
Sekretaris Umum PSMS Julius Raja seperti dikutip Football Aceh dari Waspada.id mengatakan, Parlin Siagian meninggal dengan riwayat sakit diabetes dan jantung. “Jadi memang dikabarkan keluarga, ada mengidap penyakit diabetes dan jantung,” terangnya.
Kata Julius, insan sepakbola Sumut, khususnya PSMS sangat merasa kehilangan. Almarhum merupakan salah satu sosok yang sangat berjasa atas prestasi PSMS di era Perserikatan.
“Semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya dan diampuni segala dosanya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” tutupnya.
Mantan pemain Parlin di Persiraja, Sisgiardi mengatakan, dirinya bergabung ke tim milik Pemko Banda Aceh pada tahun 1993 atas panggilan sang pelatih. “Kami sekeluarga ikut berduka yang mendalam,” ujar dia.
Menurut mantan pelatih kiper Persiraja ini, Parlian Siagian adalah pelatih yang berkarakter kuat. Ia juga pelatih yang keras dalam melatih saat di lapangan, tapi cukup akrab dengan pemain saat di luar kegiatan sepakbola. “Dia sosok yang mengayomi,” tutur Sisgiardi.
Salah satu pemain yang sukses berkat polesan tangan dingin Parlin Siagian adalah Irwansyah. Irwansyah menjadi pemain yang ikonik sampai sekarang. Iwan, meninggal dunia dalam musibah raya, bencana tsunami pada 2004 silam.
Selain Irwansyah, ada Anwar, Samsul Bahri, Dahlan Jalil, Tompi dan A. Gamal semua sukses di bawah polesan keras pelatih yang juga membawa PON Aceh meraih juara medali perak pada tahun 1993.
View this post on Instagram
|
Komentar