ACEHFOOTBALL.net — Mantan kiper Tim Nasional Inggris Peter Shilton belum bisa melupakan Piala Dunia 1986, saat dirinya “dikadalin” striker Argentina, Diego Maradona. Shilton mengakui, si pemain punya kehebatan, tapi tak punya sportivitas.
Ungkapan itu diutarakan pria 71 tahun ini setelah Maradona meninggal dunia Rabu (25/11/2020) akibat henti jantung. Shilton mengklaim bahwa Maradona punya “kehebatan dalam dirinya, tetapi sayangnya tidak ada sportivitas.”
Shilton adalah penjaga gawang Inggris ketika mereka melawan Argentina yang diperkuat Maradona di perempat final Piala Dunia 1986. Pria kelahiran 18 September 1949 ini menjadi pemegang rekor pemain paling banyak tampil bersama Three Lions dengan catatan 125 caps.
Dalam pertandingan yang selalu dikenang Shilton, Maradona yang identik dengan nomor 10 mencetak kedua gol timnya untuk mengamankan satu tempat di babak berikutnya, termasuk gol ‘Tangan Tuhan’ yang cukup ternar.
Shilton mengatakan, tindakan Maradona dalam permainan itu mengganggunya selama bertahun-tahun dan mengungkapkan dia (Maradona) tidak pernah meminta maaf karena mencetak gol dengan tangannya.

Dia juga menambahkan, bahwa mendiang bintang itu memiliki “kehebatan” tetapi tidak memiliki “sportivitas”.
Dalam kolomnya untuk The Daily Mail, dia menulis: “Itu telah mengganggu saya selama bertahun-tahun. Saya tidak akan berbohong tentang itu gol tangan itu samoai sekarang.”
“Orang-orang mengatakan saya seharusnya mengosongkan bola itu dan bahwa saya membiarkan orang yang lebih kecil mengalahkan saya. Itu omong kosong. Dia lari pada saya tetapi itu bisa terjadi.
“Dia tidak akan memukulnya jika dia tahu dia bisa mengatasinya, bukan? Tentu saja tidak. Jadi aku baik-baik saja dengan semua itu.
“Tidak, yang tidak saya sukai adalah dia tidak pernah meminta maaf. Tidak pernah pada tahap apa pun dia mengatakan dia telah curang dan bahwa dia ingin meminta maaf.
“Sebaliknya, dia menggunakan kalimat ‘Tangan Tuhan’. Itu tidak benar.
“Sepertinya dia memiliki kebesaran dalam dirinya tapi sayangnya tidak ada sportivitas.”

Ayah Sam Shilton ini melanjutkan: “Hidup saya telah lama dikaitkan dengan Diego Maradona – dan itu bukan dengan cara yang saya inginkan. Tapi saya sedih mendengar kematiannya di usia yang begitu muda,”
“Dia tidak diragukan lagi adalah pemain terhebat yang pernah saya hadapi dan pikiran saya tertuju pada keluarganya. Tentu saja, setelah menyingkirkan Inggris dari turnamen tersebut, Argentina memenangkan Piala Dunia yang terinspirasi oleh Maradona yang kemudian memenangkan penghargaan Bola Emas.
Warisannya terukir dalam sejarah sepakbola dan akan selalu dicatat sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa alias Goat.
| SPORTBIBLE
Komentar