ACEHFOOTBALL.net —Ledakan besar yang mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat, sempat membuat pemain Persiraja, Samir Ayass waswas. Akhirnya dia bisa merasa lega.
“Semuanya baik-baik saja,” ungkap Samir Ayass kepada Football Aceh, kemarin. Dia mengatakan, kondisi keluarga besarnya dalam kondisi aman, ketika ditanya kemungkinan ada anggota keluarganya yang terkena dampak ledakan di Beirut.
“Ada keluarga saya yang tinggal di Beirut. Saya bersyukur mereka semua selamat. Kebetulan posisi mereka tidak dekat dengan lokasi ledakan. Jadi semuanya baik-baik saja,”
Samir Ayass adalah pemain berdarah Lebanon. Dia sebenarnya pemain kelahiran Sofia, Bulgaria pada 24 Desember 1990. Samir memperkuat Timnas Lebanon. Sebelumnya, ia banyak menghabiskan kariernya di Liga Bulgaria sebelum sempat hijrah ke Lebanon untuk memperkuat Al-Ahed.
Kemudian, gelandang 29 tahun ini memutuskan kembali ke Bulgaria dengan bergabung bersama FK Dunav Ruse pada musim panas Juli 2019. Ia enam bulan bermain di Dunav Ruse dengan mencatatkan 12 penampilan di ajang Efbet Liga.
Lantas, Samir memutuskan menerima pinangan Persiraja Banda Aceh pada Februari 2020 lalu. Dia mengaku, tawaran gaji yang besar jadi salah satu alasannya menerima pinangan tim promosi dari Liga 2 tersebut.
“Saya sudah disini (Persiraja) sejak Februari. Seorang manajer menelepon saya dan memberitahu tawaran Persiraja. Proposal itu sangat bagus dan saya langsung menerimanya.” cerita Samir beberapa bulan lalu.
Ledakan besar mengguncang Lebanon diduga disebabkan karena bahan peledak yang disimpan di gudang selama enam tahun. Demikian laporan BBC Indonesia.
Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, mengatakan bahwa terdapat 2.750 ton amonium nitrat, yang merupakan bahan untuk pupuk dan peledak, disimpan dalam gudang tersebut.
“Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat,” imbuh Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, dinukil dari BBC Indonesia.
“Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga,” jelasnya.
| DBS
Komentar