ACEHFOOTBALL.net — Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menilai, ajang Pekan Olahraga Nasional atau PON harus dikembalikan ke khittahnya. Yaitu, Pembinaan atlet untuk dipersiapkan ke ajang Internasional.
Hal itu diutarakan Akmal saat diminta komentarnya oleh Acehfootball, terkait dibolehkan pemain sepak bola profesional memperkuat tim PON XX di Papua pada Oktober 2021 mendatang.
“Karena itu ada baiknya yang tampil di PON adalah pemain muda. Sejauh ini PON akhirnya tak ubahnya ajang tarkam nasional untuk semua atlet dan cabang olahraga dengan melupakan aspek pembinaannya,” tutur pengamat sepakbola nasional ini.
Dikatakan, ada baiknya PON difokuskan untuk pesepakbola U-19 amatir. “Agar PON bisa jadi baru loncatan untuk menuju profesional dan mendapatkan pesepakbola berbakat untuk kepentingan Tim Nasional,” sebut sosok yang acap mengkritisi kebijakan federasi ini.
Sikap Pelatih Papua
Sementara pelatih tim sepak bola PON Papua, Eduard Ivakdalam justru menyayangkan keputusan PSSI tersebut. Kata dia seharusnya PON menjadi ajang untuk mengorbitkan para pesepak bola muda.
Kebijakan PSSI untuk mengizinkan pemain sepak bola profesional memperkuat tim sepak bola PON itu diputuskan dalam rapat Komite Eksekutif PSSI yang digelar secara daring pada Rabu (16/12/20) lalu.
Setiap tim sepak bola yang berkompetisi dalam PON XX Papua boleh diperkuat tiga pemain sepak bola profesional. Eduard Ivakdalam sangat menyayangkan adanya keputusan tersebut.
Menurutnya, PON XX Papua seharusnya menjadi ajang untuk mengorbitkan para pemain amatir berusia muda. Kaka Edu, sapaan akrab Ivakdalam mengaku timnya bahkan cuma menggunakan pemain amatir, dan tidak diperkuat oleh pemain sepak bola profesional.
“Saya berharap ke Asprov dan juga ke KONI Papua, supaya kalau bisa kami di Papua ini tidak menggunakan pemain profesional. Saya ingin tim kami hanya memakai pemain amatir,” ujar Kaka Edu seperti dilansir Jubi Jumat (18/12/2020).
“Kami mau mematangkan para pemain amatir itu agar bisa bersinar dan muncul di PON XX Papua,” ujar eks kapten Persipura Jayapura itu seraya berharap PSSI mau mempertimbangkan lagi keputusan mereka soal pemain profesional dalam tim sepak bola PON.
Dikatakan, jika keputusan itu tak bisa dirubah oleh federasi, Edu terpaksa akan mencari tiga pesepak bola profesional untuk memperkuat timnya. Tapi, kalau (keputusan itu) tetap dipertahankan, kami akan mencari pemain profesional mana yang bisa memenuhi kebutuhan kami,” ungkap Edu.
“Saya berharap keputusan tersebut bisa berubah, kita kan tuan rumah. Saya tidak takut kalau harus memainkan tiga pemain profesional. Akan tetapi, kami masih punya pemain muda yang potensial.”
“Ini waktunya untuk kami orbitkan pemain muda lokal. Adik-adik (pemain) profesional sudah main di level tinggi, kenapa harus main di level ini?.” tutur dia.
Komentar