ACEHFOOTBALL — Legenda sepakbola Aceh, H Muhammad Nasir Mahmud alias Nasir Guru Mud mendukung pihak kepolisian mengusut tuntas masalah mafia sepakbola, termasuk wasit dan manajemen klub.
Demikian harapan pria yang sukses memberi tropi juara Perserikatan pada 1980-an kepada Persiraja ini. “Wasit juga menjadi pihak yang harus diminta keterangannya,” ujar pria asal Bireuen ini, seperti dilansir Waspada, baru-baru ini.
Legenda hidup Persiraja ini mengatakan, selain pihak-pihak di luar lapangan atau pihak ketiga, pelaku di pertandingan seperti wasit, manajemen klub dan panpel juga harus disidik.
“Kalau kita lihat selama ini, kompetisi sepakbola Indonesia, khususnya di Liga 2, tuan rumah itu selalu menang, paling jelek nasib tuan rumah ya seri,” katanya menaruh curiga.
“Ini beda dengan di negara lain, menjadi tuan rumah belum tentu ada jaminan tiga poin. Tim bagus secara fisik dan materi itu yang menang. Di tempat kita beda. Nah, hal-hal seperti ini juga patut menjadi perhatian Satgas Antimafia,” tukas mantan kepala Dinas Sosial Aceh ini.
Katanya, dia mendukung penyusutan yang sedang berjalan selama, demi prestasi sepakbola nasional. “Kasus ini memang harus segera dituntaskan, demi prestasi sepakabola Nasional dan tentu saja timnas kita,” ujar Nasir Gurumud.
Sementara informasi dari viva.co.id menyebutkan, Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Sepak Bola yang beredar dalam dua hari terakhir menyebutkan, tim tak hanya menyelidiki dari sisi pengawas atau orang di balik layar.
Satgas Antimafia Sepak Bola juga tengah membidik perangkat pertandingan seperti wasit dan pemain sepak bola. “Dari sisi lainnya akan didalami juga oleh Satgas seperti sisi pemain yang menerima suap, dari sisi wasit yang terima suap,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Menurut Dedi, langkah penyelidikan tersebut dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap Sekjen PSSI Ratu Tisha. Nantinya, dari pemeriksaan tersebut akan diselidiki pertandingan baik di Liga 3, Liga 2 dan Liga 1 Indonesia yang diduga ada pengaturan skor.
“Untuk pemain yang aneh ada tiga laporan. Pemain yang seharusnya nendang dan gol tapi tidak gol, pemain yang cetak gol bunuh diri. Nah itu akan didalami oleh Satgas dan bekerja secara komprehensif,” katanya. [wsp]
Komentar