ACEHFOOTBALL — Mantan Ketua Asprov PSSI Aceh, Adly Tjalok Ibrahim terdengar kaget saat mengetahui anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Johar Lin Eng (JLE) ditangkap Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan pengaturan skor sepak bola nasional.
Ketika diminta tanggapannya Kamis (27/12/2018), ia mengatakan, pada prinsinya dia tak ingin, ada pelaku sepakbola terjerat kasus match fixing. “Sangat kita sayang bila itu terjadi,” katanya.
Ia mengatakan, terseretnya JLE dalam kasus tersebut tentu akan merusak kredibilitas PSSI sebagai lembaga tertinggi sepakbola di negeri ini. “Ini akan menjadi catatan penting bagi pelaku sepakbola di Indonesia ke depan,” kata mantan manajer Persiraja itu.
Kata Adly dirinya punya memori juga terkait persepakbolaan di tanah air. Apalagi saat dirinya menjadi manajer Persiraja dan Ketua Asprov PSSI. Seperti diketahui, saat dimanajeri Adly, Persiraja menembus final di Divisi Utama Liga Tiphone. Mereka dikalahkan Persiba Bantul 1-0 di babak final.
“Itu memang pengalaman yang tidak mengenakkan di kancah sepakbola nasional. Khususnya, saat musim 2010-2011. Sebelum pertandingan berlangsung, sudah ada yang bilang, kita peringkat kedua,” kenang Adly.
Karena itu, dia berharap jika ingin sepakbola di Indonesia maju, harus dihilangkan anasir-anasir yang tak diinginkan. “Kita doakanlah, semoga ke depan menjadi lebih baik lagi tatanan sepakbola kita,” ujar anggota DPR Aceh ini.
Seperti diketahui, Adly dan Johar pernah “berselisih” menguasai Asprov PSSI Aceh. Johar pernah juga ditunjuk sebagai (Plt) Ketua Asprov Aceh melalui surat keputusan bernomor SKEP/79/XII-2017. Namun, penunjukan Johar sebagai Plt mendapat penolakan dari pengurus Asprov PSSI Aceh sebelumnya karena dirasa ada keanehan dalam keputusan tersebut.
Komentar