ACEHFOOTBALL — Nama Assanul Rijal di telinga pecinta sepakbola tanah rencong barangkali kurang tenar. Nyaris pemain bola sendiri tak mengenal dia, kecuali mantan rekan satu tim di level antar kampung.
Tapi, sejak Minggu (17/12/2017) malam lalu, lelaki berkulit gelap itu menyedot perhatian publik sepakbola Indonesia, khususnya peserta Liga 3.
Bagaimana tidak, lelaki masih masih adik kandung dari Heni Musawir, kapten Aceh United itu ditetapkan sebagai Pemain Terbaik Liga 3 2017. Gelar tersebut melengkapi kebahagiaan Laskar Iskandar Muda yang promosi ke Liga 2 musim depan dengan finis diperingkat ketiga.
Assanur Rijal nama lengkapnya. Tapi di lapangan dia lebih dikenal dengan panggilan Tores. Barangkali dia dibandingkan dengan Fernando Torres, pemain asal Spanyol.
“Panggilan Tores sudah ada sejak di SSB. Pelatih di SSB yang pertama panggil, karena melihat gaya main hampir mirip Fernando Torres. Kemudian nama itu melekat sampai sekarang,” cerita dia.
Tores asal Lambeugak, Aceh Besar ini bertubuh mungil dan beroperasi di sektor sayap. Ia punya giringan bola cepat dan tak ragu untuk melepaskan tembakan ke gawang lawan. Headingnya terkadang mematikan. Loncatannya juga lumayan.
Pemain kelahiran 2 Maret 1996 ini memang layak mendapat titel individu. Liga 3 2017 merupakan musim perdananya sebagai pemain profesional. Namun ia dipercaya tampil dalam 17 pertandingan, mencatatkan enam gol, serta delapan assist.
“Alhamdulillah, saya juga tidak menyangka bisa menjadi pemain terbaik di kompetisi ini,” ujar Tores
“Saya hanya fokus membawa Aceh United promosi. Tapi ini yang saya dapat berkat kerja keras, doa, dukungan kerabat keluarga, rekan rekan di tim. Gelar ini saya persembahkan kepada kedua orang tua, rekan rekan, dan kepada seluruh masyarakat Aceh.”
Meraih gelar pemain terbaik tak lantas membuat pemain bernomor punggung 10 ini tinggi hati. Ia sadar bahwa kariernya baru saja dimulai. “Yang jelas saya tidak boleh berpuas diri. Saya ini masih baru di sini dan saya masih harus banyak belajar,” ujar putra dari pasangan Bukhari dan Kurniaton itu.
Jika tak berlebihan, rasanya wajar bila kita menyebutkan Tores laksana “mutiara hitam” dari Lambeugak. Pasalnya, sebelum ini tak ada klub yang memberi kesempatan padanya.
Disinggung mengenai masa depan dengan bakat seperti ini, dia bilang; “saya masih ingin main di sini dan saya senang main karena di tim Aceh United itu kekeluargaannya terasa, kami semua kompak, solid,” tuturnya.
“Pokoknya dalam tim Aceh United itu sudah seperti keluarga, manajemen semua baik, di sini kami mulai dari nol dan sampai ke depan akan berjuang untuk Aceh United,” ujar pemain yang juga fans Barcelona ini.
Presiden Aceh United, H Zaini Yusuf mengatakan bangga kepada semua skuatnya. Lebih khusus lagi kepada dua pemainnya.
“Kami bangga kepada kalian, tidak mudah menjadi best Player dan top score di tengah persaingan kompetisi yang sangat sengit dengan pemain 31 klub lainnya seluruh Indonesia,”
“Dan ingat, kalian dapat meraih ini berkat dukungan rekan-rekan se-tim dan doa orang tua serta doa masyarakat Aceh. Mudah-mudahan kualitas kalian terus terjaga di Liga 2 tahun depan. Sekali selamat dan jangan lupa bahagia,” tutup Zaini Yusuf.
Reporter: Said Agoes
Komentar