ACEHFOOTBALL — Mantan pelatih Persiraja Banda Aceh era 90-an, Parlin Siagian meminta PSSI dibubarkan saja. Ia menilai PSSI tidak layak dipertahankan karena selalu membuat kebijakan konyol.
Komentar mantan pemain PSMS Medan ini muncul terkait dengan keputusan PSSI yang tak mengakui hasil Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) cabang sepakbola Zona Sumatera di Bangka Belitung, November 2015.
Parlin Siagian menilai keputusan menganulir hasil Pra-PON cabang sepak bola seakan mempertegas ketidakprofesionalan PSSI. “Bubarkan saja PSSI-nya. Kan dia yang selalu buat masalah,” tukas Parlin seperti dilansir Serambi Indonesia, Minggu (14/2/2016).
Menurutnya, keputusan ini sebagai sikap panik pengurus PSSI yang tidak kunjung mendapat dukungan presiden. “Mereka ini panik. Berharap didukung presiden, tapi sampai sekarang nggak ada yang dukung,” sambungnya.
Sementara, mantan Manajer Tim PON Sumut 2012 Azzam Nasution, mengaku terkejut dengan keputusan PSSI itu. Namun dia justru menilai ada peran tim transisi terkait keputusan yang merugikan pemain ini.
Kata dia, seandainya tim bentukan Kemenpora itu tidak memaksakan diri menggelar Pra-PON 2016 di Bangka Belitung, tentu kontroversial ini tidak terjadi.
“Sekarang tim transisi harus bertanggung jawab. Mereka harus perjuangkan hasil Porwil. Kan mereka yang buat,” sebut Azzam.
Untuk diketahui, jika hasil Pra-PON betul-betul dibatalkan PSSI, maka Sumut akan menderita kerugian besar. Sebab Sumut diketahui lolos ke PON 2016 setelah berhasil menjadi runner-up di bawah Sumatera Selatan.
“Jelas rugi kita dong. Kita sudah berjuang mati-matian, tapi hasilnya gak dianggap,” tutur Azzam yang terlibat dalam penjaringan pemain tim Pra-PON Sumut.
Seperti diketahui, PSSI membatalkan hasil Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 cabang sepakbola zona Sumatera.
Pembatalan itu disebabkan dalam penyelenggaraan babak kualifikasi menggunakan wasit dari AWAPI (Asosiasi Wasit Profesional Indonesia).
“Hasil babak kualifikasi zona Sumatera juga dianulir sama PSSIkarena pakai wasit bukan dari PSSI,” ujar Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Barat, Duddy S Sutandi.
Duddy menjelaskan, pihaknya mendapatkan laporan dari pengurus PSSI kalau penggunaan perangkat pertandingan pada babak kualifikasi Zona Sumatera itu bukan dari PSSI. Sehingga seluruh pertandingan dianggap ilegal.
“Kami jadi bingung, di satu sisi zona Papua yang tidak sah menurut pemerintah tapi dilegalkan oleh PSSI. Sedangkan Zona Sumatera yang disahkan justru dinilai tidak sah,” ujarnya.
Padahal, KONI Pusat dan Tim Transisi sudah mengakui hasil babak kualifikasi Zona Sumatera dengan meraih tiga tiket ke PON, yakni Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Bangka Belitung.
Aceh sendiri gagal lolos di Porwil tersebut usai hanya menduduki posisi keempat, karena kalah adu penalti dengan tuan rumah di Stadion Depati Amir.
Editor: Indra
Sumber: Serambi Indonesia
Komentar