Pertemuan Tim Sembilan dan Pengurus Pusat PSSI dipastikan belum menghasilkan apa-apa. Keduanya malah saling klaim bahwa Kemenpora dan PSSI telah bersinergi.
Pernyataan ini sekaligus menepis tudingan bahwa kedua belah pihak terlibat perang dingin. Mereka akhirnya duduk satu meja setelah sempat batal berdialog pada pekan lalu. Pertemuan kali ini berlangsung sekitar dua jam namun sayangnya belum menghasilkan rekomendasi taktis dari masing-masing pihak.
Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin mengatakan pihaknya akan menyambut Kemenpora maupun Tim Sembilan dengan tangan terbuka apabila ada rencana pertemuan-pertemuan berikutnya. Pernyataan itu diamini Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono. “(Pertemuan) ini PSSI yang mengundang, jadi intinya kita sharing-sharing informasi,” kata Djohar usai melakukan pertemuan dengan Tim Sembilan di Sekretariat PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Sayangnya, dalam pertemuan itu hanya dihadiri satu orang anggota Tim Sembilan, yakni Gatot Dewa Broto. Pria yang sering menjadi juru bicara Tim Sembilan itu datang ditemani Deputi V Kemenpora Bidang Pengembangan Prestasi, Joko Pekik.
Pertemuan itu juga tidak dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Kedatangan pihak Kemenpora bukan untuk mengacak-acak urusan rumah tangga PSSI. Di depan para pengurus pusat PSSI, Gatot mengatakan, “Pak Menteri, Tim Sembilan dan saya sendiri tidak pernah berharap, atau ada konklusi yang mengkehendaki dibekukannya PSSI,” tegas Gatot.
Lebih jauh dia menambahkan, kewenangan penuh yang dititipkan Menpora untuk Tim Sembilan akan digunakan untuk menguraikan sejumlah masalah di dunia sepak bola Indonesaia dengan cara yang kekeluargaan. “Ke depan masih akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan dengan PSSI, tujuannya adalah untuk memajukan sepakbola,” tandasnya.
Sebelum menyambangi kantor PSSI hari ini, Tim Sembilan telah menggali informasi dari berbagai sumber yang dianggap akan memberi titik terang terkait prestasi sepakbola nasional yang disebut menurun. Gatot dan pihaknya bahkan telah menjalin MoU dengan Kepolisian RI dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memudahkan tugas-tugas tim yang diumumkan 2 Januari lalu.
Sumber: Sindonews
Komentar