ACEHFOOTBALL.net — PSSI bekerja sama dengan FIFA menyelenggarakan dua program utama secara paralel di bawah payung FIFA Talent Development Scheme (TDS), yakni Talent Identification Workshop for Coaches dan Talent Development Player Camp.
Kedua kegiatan ini berlangsung simultan selama empat hari di Yogyakarta, menjadi batch pertama dari format baru pelaksanaan TDS yang mengintegrasikan pelatihan pelatih dan kamp pemain muda.
Sebanyak 20 pelatih dari klub-klub elite usia muda, terutama dari peserta Piala Soeratin dan Elite Pro Academy, mengikuti lokakarya identifikasi bakat.
Di waktu yang sama, 24 pemain U-16 terbaik dari berbagai daerah di Indonesia ambil bagian dalam kamp pengembangan pemain, sebagai langkah awal seleksi calon pemain tim nasional kelompok usia.
Pelaksana Tugas Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, secara resmi membuka program tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sistem identifikasi bakat yang solid dan berkelanjutan dari level paling dasar.
“Kita tidak boleh memiliki celah dalam sistem identifikasi bakat. Proses ini sangat penting dan harus dimulai dari akar rumput serta dijalankan dengan serius di semua level,” tegas Indra seperti dikutip acehfootball dari pssi.org.
FIFA turut mengirimkan dua perwakilan teknis yang terlibat aktif dalam kegiatan, yaitu Richard Allen, Talent Identification Technical Lead – High Performance Specialist, dan Aris Caslib, Technical Consultant FIFA untuk Asia Tenggara. Mereka memberikan materi, berdiskusi dengan peserta, serta mengamati langsung aktivitas pelatih dan pemain di lapangan.
“Inisiatif ini merupakan bagian dari FIFA Talent Development Scheme — sebuah upaya global untuk meningkatkan level kompetitif sepak bola secara keseluruhan dengan memastikan setiap pemain bertalenta, di mana pun mereka berada, memiliki kesempatan untuk diidentifikasi dan dikembangkan,” ujar Richard Allen.
Aris Caslib menambahkan, “Para pelatih menunjukkan keterlibatan aktif sepanjang workshop. Ini menjadi sinyal kuat bagi masa depan PSSI yang menjanjikan, melalui kolaborasi erat dengan klub-klub elite usia muda di seluruh Indonesia.”
Dalam sesi teknis dan lapangan, pelatih Timnas U-17 Indonesia, Nova Arianto, berperan sebagai instruktur utama. Ia membagikan pengalaman praktis dan pendekatan pembinaan kepada para pelatih, memperkaya wawasan dan strategi mereka dalam mendampingi pemain usia muda.
Dukungan terhadap program ini juga ditunjukkan oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, yang hadir langsung ke lokasi. Ia menyaksikan kegiatan dan berdialog dengan peserta, mempertegas komitmen PSSI dalam membangun jalur pembinaan jangka panjang yang terstruktur dan menyeluruh.
Setelah batch pertama di Yogyakarta, program akan berlanjut ke batch kedua di Bogor pada 8–11 Juli 2025. Format kegiatan tetap sama, melibatkan pelatih dan pemain dari klub elite usia muda. Kemudian batch ketiga akan digelar di Jakarta pada 13–16 Juli 2025, dengan memperluas partisipasi kepada pelatih dan perwakilan dari Asosiasi Provinsi anggota PSSI.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PSSI bersama FIFA dalam memastikan setiap pemain bertalenta di Indonesia memiliki akses terhadap jalur pembinaan yang inklusif, terstruktur, dan selaras — dari klub hingga ke tim nasional.




















Komentar