ACEHFOOTBALL.net — Sosok mendiang Parlin Siagian punya prestasi bagus dalam kancah sepakbola Aceh. Dia adalah pelatih yang sukses membawa tim sepakbola tanah Rencong meraih medali perak pada PON XIII di Jakarta.
Bersama mantan legenda PSMS Medan yang lahir di Porsea, Sumatra Utara pada 7 November 1951 ini, Aceh meraih medali perak pada PON yang berlangsung pada 9 September – 19 September 1993.
Meraih perak adalah prestasi tertinggi yang mampu diraih Aceh pada event empat tahunan itu. Hingga kini, prestasi tersebut belum ada yang bisa samai. Dalam partai final, Aceh kalah 1-3 dari Irian Jaya kini Papua.
Tim PON Aceh saat itu diisi, Zulkarnaen Zakaria, Muslem (Ngoh Lem), Tarmizi Rasyid, Dahlan Jalil, Zaini Yusuf, Helmi Jangka, Irwansyah, Ramadhana serta beberapa nama tenar lainnya.
Salah satu pemain peraih medali perak PON, Zaini Yusuf ketika dihubungi Football Aceh, Senin (16/11/2020) mengatakan, Parlin sosok pelatih tegas. “Dia pelatih yang pinter dalam membaca pertandingan lawan,” kata dia.
“Dia jago dalam menganalisa pertandingan. Bisa baca taktik tim lawan maupun tim sendiri. Dia punya solusinya untuk menghadapi lawan. Pertandingan babak pertama dengan babak kedua selalu beda,” ujar Zaini yang akrab disapa Bang M ini.

Mantan kapten Persiraja Kurniawan juga punya pengalaman di latih pria dengan nama lengkap Parlindungan T Siagian itu. Ia pernah diasuh Parlin pada Pra PON, PON dan Persiraja pada periode 1998 hingga 2000.
“Saat PON XV di Surabaya Jawa Timur, Bang Parlin tidak bisa hadir. Dia sakit saat itu, posisi diganti Yahya Chan dan Joharuddin. Saat Pra-PON dia yang tangani tim Aceh,” kenang Kurniawan.
Sebagai informasi, Parlin Siagian tutup usia 69 tahun. Pria dengan nama lengkap Parlindungan T Siagian ini lahir di Porsea, Sumatra Utara pada 7 November 1951. Parlin Siagian meninggal dunia pada Senin (16/11) sekira pukul 12:00 WIB di RS Elizabeth Medan.
Pada saat masih aktif bermain dan membela PSMS, Parlin sukses membawa Ayam Kinantan menjuarai Piala Perserikatan tahun 1971 dan 1975. Lalu, membawa PSMS juara Piala Soeharto tahun 1972, juara Marah Halim Cup 1972 dan 1973.
Lalu, Parlin Siagian menyatakan gantung sepatu pada tahun 1981. Setelah gantung sepatu, pemain seangkatan Nobon Kayamudin dan Tumsila ini menjadi pelatih di sejumlah tim, termasuk PSMS.
Komentar