ACEHFOOTBALL.net — Berhentinya kompetisi Liga 1 bukan keinginan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB). Pandemi korona membuat kompetisi terpaksa ditunda dan dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan.
Menurut federasi alias PSSI kondisinya dalam keadaan kahar alias force majeure. LIB sebagai operator kompetisi terus dituntun oleh klub untuk mencairkan dana subsidi. Besarannya mencapai Rp 5,2 miliar untuk 16 tim dan Rp 5,7 miliar untuk dua klub.
Dua klub yang kecipratan Rp 5,7 miliar itu adalah Persiraja Banda Aceh dan Persipura. Keduanya ditambah Rp500 juta karena secara geografis menjadi tim paling barat dan timur Indonesia.
BACA JUGA: Persiraja dan Persipura Terima Subsidi Paling Tinggi
Bhayangkara FC menjadi satu di antara tim Liga 1 yang paling rajin menagih pada PT LIB. Pasalnya, kondisi keuangan tim berjulukan The Guardian itu bisa sekarat jika tidak ada pemasukan.
Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC, Sumardji mengatakan bahwa subsidi dari PT LIB dicairkan dalam beberapa termin. Untuk saat ini, pihaknya akan memerlukan bantuan untuk sesi kedua.
“Memang untuk subsidi tahap kedua, kami sudah mengajukan surat kepada PT LIB agar kami, klub-klub Liga 1 yang sedang kesulitan ini, diberikan suntikan uang dalam bentuk subsidi,” ujar Sumardji.
Kata Sumardji, penangguhan kompetisi membuat timnya kering pendapatan. Apalagi, pencairan dana dari sponsor juga turut terhambat. “Kondisi saat ini benar-benar memprihatinkan,” kata mantan manajer Timnas itu.
“Tidak ada aktivitas, tidak ada pemasukan, tapi kami punya pembayaran untuk membayar pemain. Mudah-mendapat ada angin segar dari PT LIB mengenai dengan subsidi ini,” jelas Sumardji.
Ditanyakan, pengeluaran Bhayangkara FC ikut berkurang drastis setelah menerima kebijakan dari PSSI. Setiap tim diperbolehkan untuk membayar para pemainnya maksimal 25 persen untuk periode Maret-Juni 2020.
BACA JUGA: PSSI Tunda Liga Indonesia Sampai Tak Terbatas Waktu
| BOLA.COM
Komentar