ACEHFOOTBALL.com — Mitra Kukar dan Semen Padang akan bentrok di final Piala Jenderal Sudirman, Minggu (24/1/2016) di Stadion Gelora Bung Karno. Yang menarik, laga tersebut menjadi ajang pembuktian dua pelatih satu kampung.
Ya, pelatihnya sama-sama dari tanah Minang, Sumatera Barat. Makanya ada kesamaan dua finalis turnamen Piala Jenderal Sudirman?
Tapi menurut Nilmaizar, seperti dilansir bola.com, hal itu bukan sesuatu yang luar biasa.
Nilmaizar, yang membesut Semen Padang, lahir di Payakumbuh, 46 tahun silam. Sedangkan arsitek Mitra Kukar, Jafri Sastra, juga berasal dari Payakumbuh, tapi berusia empat tahun lebih tua daripada Nil.
Jafri bukan nama asing buat suporter Semen Padang karena dia pernah menukangi kesebelasan tersebut di tahun 2012, ketika Nilmaizar ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia.
Setelah dua musim melatih “Kabau Sirah”, Jafri dipecat dan tempatnya kembali diisi Nilmaizar. Jafri kemudian direkrut Mitra Kukar di awal 2015.
“Pembuktian sebagai pelatih dari Padang? Ah tidak perlu dibuktikan, apa yang perlu dibuktikan? Normal saja, dia orang Padang dan saya orang Padang,” ujar Nil, sang arsitek Semen Padang, Jumat (22/1/2016).
“Jasfri Sastra adalah pelatih yang sangat baik dan bagus. Mungkin dia juga tahu bagaimana Semen Padang, ya lihat saja nanti seperti apa.”
Terkait strategi, Nil juga tak mau terlalu banyak bicara. Meski Mitra Kukar sudah tahu permainan Semen Padang, Nil menilai semua tergantung bagaimana memanfaatkan kelemahan dan kelebihan tim lawan.
“Soal strategi, biarkan pelatih saja yang tahu. Mitra Kukar mungkin tahu strategi kami ya, tapi kami akan memaksimalkan apa yang kami mampu. Bagaimana caranya? Nanti akan kami pikirkan. Yang penting fokus dan bisa mengendalikan diri,” sahutnya.
Editor: Indra
Sumber: detiksport
Komentar