Empat tahun lalu, Manchester United garapan Sir Alex Ferguson menghancurkan Meriam London dengan skor mencolok. Dengan brutal, Rooney mengantam pasukan Arsene Wenger dengan skor 8-2. Itu terjadi 28 Agustus 2011.
Di akhir laga, manajer asal Prancis itu hanya bisa tertegun menyaksikan papan skor. Ya, momen pahit hari ini empat tahun lalu itu menjadi kekalahan terbesar sekaligus memalukan bagi Arsenal untuk pertama kalinya sejak 1896.
Arsene Wenger yang berjuluk The Proffesor pasrah menerima hasil, The Gunner tak berdaya. Dengan dahi yang mengeryit, Wenger meninggalkan lapangan menuju ruang ganti sesaat setelah peluit panjang dibunyikan.
Skor pertandingan memang terlihat istimewa bagi The Red Devils. Namun sejatinya sepanjang 90 menit, siapa sangka jika The Gunners justru memainkan sepakbola menyerang lagi atraktif.
Penguasaan bola antara kedua tim relatif berimbang. Pun dengan tembakan yang mengarah ke gawang. Statistik memperlihatkan sama-sama saling tebar ancaman. Bahkan, Arsenal masih lebih unggul dalam tendangan penjuru.
Hanya saja, ada kalanya sepakbola tak melulu bicara siapa yang paling garang dalam menyerang, dia yang menang. Tidak. United seolah berbicara, efisiensi adalah segalanya.
United kala itu masih dalam komando tangan dingin seorang Sir Alex Ferguson. Sang manajer seolah tak mau kalah menyuguhkan tontonan dahsyat bagi publik Manchester setelah tetangganya, Manchester City, juga meraup kemenangan besar 5-1 atas Tottenham Hotspur.
Mungkin badai cedera dan skorsing akumulasi kartu di laga ini bisa menjadi dalih Wenger. Namun, skor 8-2 tetap saja akan diingat Gooners sebagai hari paling kelabu setelah momen memalukan pada 1896.
Penderitaan Arsenal sudah nampak ketika paruh pertama ditutup dengan kemenangan United dengan skor 3-1. Welbeck membuka keunggulan di menit ke-22. Setelah gol ini, Arsenal sejatinya punya kans menyamakan kedudukan.
Hanya saja, penalti Robin van Persie mampu dipatahkan David De Gea. Berikutnya gol Ashley Young [28′] dan Wayne Rooney [41′] diperkecil Theo Walcott di masa tambahan waktu paruh pertama.
Selepas interval, Rooney kembali menunjukkan kelasnya dengan kembali melebarkan jarak di menit ke-64 sebelum Nani [67′] dan Park Ji-Sung [70] menjadikan papan skor terlihat mencolok, 6-1.
Gairah Arsenal sejatinya tak pernah padam. Van Persie berkesempatan membuat gol yang bisa dikatakan sebagai pelipur lara di menit ke-74. Namun, Arsenal tambah semrawut saat Carl Jenkinson diusir wasit akibat dua kartu kuning sejurus usai gol van Persie tadi.
Minus satu pemain ini membuat United tambah mengeksploitasi pertahanan Arsenal yang melemah. Alhasil, dua gol tambahan kian menodai gawang klub London Utara via penalti dari Rooney [82′], yang membuat hat-trick keenam sepanjang kariernya di Old Trafford, disusul torehan kedua Young di masa injury-time.
Kemenangan 8-2 ini kala itu lantas membawa Setan Merah kembali mengudeta puncak klasemen Liga Primer Inggris. Mimpi indah bagi United, mimpi buruk bagi Arsenal. Begitulah sepak bola.
Editor: Indra
Sumber: Goal