ACEHFOOTBALL.net — Para pemain belia Fourgee Football Academy (FFA) mendapat edukasi tentang masalah penangan cedera dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK). Ini juga bagian dari kuliah lapangan calon-calon dokter tersebut.
Informasi yang diperoleh Acehfootball.net, Kamis (15/8/2024), ada 11 mahasiswa Kedokteran USK yang mengadakan kuliah lapangan di FFA yang berlokasi di Lampriet, Banda Aceh.
Ini untuk pertama kali edukasi semacam itu diperoleh para pemain belia yang rata-rata berumur dibawah 13 tahun.
Ketua tim yang memimpin kegiatan tersebut Elisa Purwaendah menjelaskan, tujuan dari kuliah lapangan ini, untuk melakukan sosialisasi tentang penanganan cedera olahraga yang sering dialami oleh atlet, khususnya dalam sepak bola.
Disebutkan, para mahasiswa memberikan penjelasan mengenai metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) yang dapat digunakan sebagai langkah awal dalam menangani cedera ringan di rumah.
Kata dia, mereka juga menjelaskan pentingnya mengetahui cara penanganan cedera dengan tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. “Penanganan cedera olahraga sangat bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya,” sebut Elisa.
Dengan sosialisasi ini, sambung dia, mereka berharap para siswa FFA dapat lebih memahami bagaimana cara menangani cedera sejak dini, sehingga dapat terus bermain dan berkembang tanpa gangguan yang berarti.
Elisa Purwaendah juga menambahkan, selain dia sebagai ketua tim, total mahasiswa yang mengedukasi pemain cilik itu ada 11 orang. Anggota tim adalah, T.M. Muizzy Dinillah; Cut Ridzky Amelia Putri; Dwi Ajeng Vira Larasati; Athira.
Lalu ada Rosmanida Keumala Putri; Azzahra Humaira Fatin; Muhammad Aziz Arridho; Ashabel Kahfi; Dara Avinda Vemulen; dan Khalda Luqyana.
Perwakilan FFA Satria Jasman mengatakan, pihaknya amat senang dengan kehadiran mahasiswa USK ke akademi. Ini adalah kesempatan bagi siswa kami untuk belajar lebih banyak tentang kesehatan dan keselamatan dalam olahraga, terutama dalam menangani cedera,” kata dia.
Dikatakan, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh selama berolahraga dan bagaimana cara mengatasi cedera dengan tepat, sehingga dapat terus berlatih dengan semangat dan aman.
Satria yang juga Bendahara Askot PSSI Banda Aceh ini menjelaskan, FFA sendiri adalah lembaga pendidikan dan pelatihan sepak bola yang fokus melatih anak-anak berusia 6 hingga 13 tahun. “Alhamdulillah, antusiasme anak-anak yang ingin belajar di FFA sangat tinggi, namun kapasistasnya terbatas,” sebut dia.
Disebutkan, FFA membagi siswa ke dalam dua kelas, yaitu Kelas Oslo (6-9 tahun) dan Kelas Moscow (10-13 tahun). “Saat ini, FFA punya 85 siswa yang aktif mengikuti pelatihan sepak bola,” ungkap Satria.
Komentar