ACEHFOOTBALL.net — Kubu Persiraja Banda Aceh membantah sudah meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk membelah Liga 1 2020 menjadi dua wilayah. Klub promosi ini hanya minta jadwal tandang beruntun ketika menyambangi Indonesia bagian tengah dan timur.
Memang, Persiraja harus punya dompet tebal saat menantang tim-tim di ujung timur Indonesia, seperti PSM Makassar dan Persipura Jayapura. Biaya transportasi, terutama untuk tiket pesawat, tentu memberatkan Laskar Rencong.
Terkait isu usulan dua wilayah, Presiden klub Persiraja Nazaruddin Dek Gam mengaku tidak pernah meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk membelah Liga 1 2020 menjadi dua wilayah.
Pria yang akrab disapa Dek Gam ini menjelaskan pihaknya meminta kepada PT LIB agar timnya bisa dijadwalkan menjalani partai tandang beruntun ketika menyambangi Indonesia bagian tengah dan timur.
Menurut Dek Gam, Persiraja merupakan klub paling barat di Liga 1 musim depan, dan satu-satunya klub yang mewakili Sumatera. Sehingga manajemen harus mengeluarkan ongkos yang besar saat bertandang ke tim-tim di ujung timur Indonesia.
“Jadi kalau ke wilayah ujung timur kami sekali jalan saja, tidak berulang-ulang, makanya kami berharap agar PT LIB bisa menjadwalkan pertandingan Persiraja beruntun,” katanya seperti dilansir situs klub.
Ia menjelaskan untuk sekali perjalanan ke Papua untuk menghadapi Persipura, dibutuhkan biaya transportasi untuk satu pemain mencapai Rp 15 juta. Artinya biaya perjalanan untuk Persiraja sangat tinggi.
“Paling besar pengeluar itu untuk transportasi, terutama untuk tiket pesawat,” ungkap pengusaha muda ini yang juga menantu Walikota Banda Aceh itu.
Untuk itu, ia sangat berharap kepada PT LIB untuk memahami kondisi tim promosi tersebut dan membuat pertandingan tandang beruntun untuk wilayah yang berdekatan.
“Kami tetap mau satu wilayah, tidak dibagi dua, karena sangat merugikan penonton kami karena tidak bisa menonton klub-klub seperti PSM, Persipura, dan Bali United, kalau kompetisi dibagi dua wilayah,” ujarnya.
Komentar