ACEHFOOTBALL — Manajemen Persiraja Banda Aceh melayangkan protes kepada operator Liga 2 dan Komisi Disilin PSSI terkait status Persih Tembilan.
Dalam surat bernomor 29/PBA/VII-2017 tertanggal 28 Juli 2017, manajemen Persiraja mempertanyakan status Persih Tembilahan kepada PSSI, Direktur PT Liga Indonesia Baru dan Komisi Disiplin.
Seperti diketahui, Persih tidak menggelar pertandingan melawan PSBL Langsa pada 9 Juli 2017 lalu dan tidak hadir ke kandang PSMS Medan pada 16 Juli di Stadion Teladan.
[Baca: Persih FC Bikin Klasemen Grup 1 Kacau Balau]
“Menurut hemat kami, apabila satu tim di kandang sendiri saja sudah tidak mampu menggelar pertandingan, maka secara otomatis sudah dak mampu menyelesaikan kompetisi,” tulis Presiden Klub Persiraja H Nazaruddin Dek Gam dalam suratnya.
Namun, yang membingungkan lagi, malahan Persih mampu dan bisa bertanding melawan PSPS Pekanbaru pada 22 Juli lalu di Stadion Utama Riau. “Sementara status dua pertandingan sebelumnya lawan PSBL Langsa dan PSMS Medan belum punya kejelasan,” tukas Dek Gam.
“Apakah dibolehkan satu klub yang sudah tidak mampu mengikuti dua pertandingan berturut-turut di laga home-away bisa langsung melanjutkan ke pertandingan selanjutnya?
Karena itu, tim berjuluk Laskar Rencong mendesak pihak berkompeten untuk bersikap tegas kepada klub yang sudah mangkir di pertandingan.
“Sebab yang dilakukan Persih Tembilan itu sudah bertentangan dengan Regulasi Liga 2 Tahun 2017 Pasal 13 tentang Pengunduran diri setelah Liga 2 dimulai,” ungkap Dek Gam yang ikut dibenarkan Sekum Persiraja, Rahmat Djailani.
“Mengingat hal-hal tersebut dapat menjadi persoalan di kemudian hari, dan bisa berdampak buruk pada citra sepakbola Indonesia. Makanya PSSI operator Liga, harus tegas dengan aturan tak boleh mengambang. Hanya dengan begitu sepakbola Indonesia bisa maju,” tutup H Nazaruddin. [waspada]
Editor: Indra
Komentar