ACEHFOOTBALL — Pemerhati Persiraja Edi Darman mengusulkan sebuah komposisi yang ideal soal saham Laskar Rencong.
“Makajih lon usulkan 50 persen saham milik klub. 10 milik Pemko (Stadion Di Murthala) dan 15 persen provinsi ( Stadion Harapan Bangsa) dan 25 persen saham yg dijual seharga Rp25 milyar,” tulisnya kepada ACEHFOOTBALL.
“Cuma pemilik saham yang 25 persen kita kasih hak membentuk tim, dari manajer, pelatih hingga pemain dan perangkat pertandingan. Nyan ban. Kalau kepemilikan mayoritas swasta sampai 51 persen bisa-bisa Persiraja dijual beli ke depannya,” ungkap dia.
Malahan, seorang pecinta Persiraja di Banda Aceh, Teuku Mufri juga sudah menyampaikan kekhawatirannya dengan nasib klub berjuluk Laskar Rencong itu.
Seperti dilansir Rakyat Aceh, menurutnya, saham Persiraja boleh dijual, tapi 49 persen saja, selebihnya milik pemerintah kota bersama masyarakat.
“Saham yang dijual 80 persen untuk Dek Gam, tidak ada jaminan Persiraja akan sukses. Sebaiknya, saham yang dijual itu 49 persen saja. Selebihnya, 51 persen milik Pemko,” kata Mufri.
“Sesuai janji pak Amin (ketua tim formatur dan walikota terpilih) dalam kampanyenya, beliau akan mengurusi Persiraja, bukan menjual,” tambahnya.
Mufri menilai, bila pengurus beralasan tidak punya dana untuk mengurus Persiraja. Angka 49 persen disebutnya sudah cukup untuk mengikuti kompetisi. Karena dana dari 49 persen saham itu, nyaris mencapai angka Rp2 miliar.
“Selanjutnya untuk memenuhi kekurangan, itu tugas pengurus melobi sponsor.”
Editor: Suman
Komentar