Oleh: Masri Fithrian, ST, M.Si
ACEHFOOTBALL.net — Bicara pemain sepakbola antarkampung alias Tarkam, maka pemain asal Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan termasuk yang dominan. Terbukti, untuk beberapa event bergengsi sepakbola yang digelar di sepanjang Barat Selatan Aceh, pemain dua daerah tersebut menjadi pilihan.
Pemain senior dan beberapa pemain muda yang masih sulit menembus level professional menjadikan tarkam sebagai “profesi” tambahan. Tentu saja termasuk posisi penjaga gawang alias kiper.
Salah seorang kiper tarkam yang namanya masih bertahan sebagai bagian dari paket pemain bayaran di usia yang tak lagi muda namun masih aktif bermain, adalah John Leman. Kiper yang lebih dikenal dengan inisial JL 01 itu salah satunya.
Nama yang disandingkan dengan nama besar kiper no 2 Timnas Jerman, Jens Lehmann ini bernama lengkap Adhe Sulaiman. Saat ini berprofesi sebagai tenaga kontrak di Pemda Aceh Barat Daya.
Lahir di Geulumpang Payong dan saat ini telah menginjak usia 31 tahun. Namun ia masih dipercaya sebagai kiper utama PS RAS kemukiman Kuta tinggi. Beberapa waktu lalu, ia tampil apik di turnamen Pemuda Keude Siblah Cup.
Sebagai sosok pemain senior Persada, ada beberapa kontroversi terkait kiper tarkam ini yang tidak mudah lepas dari ingatan para pencinta sepakbola di Aceh Barat Daya.
Salah satunya, di event Tarkam Seunolop Cup, Manggeng pada akhir 2018 silam, protesnya terhadap wasit yang memberikan pinalti berbuntut rusuh dan John Leman melakukan pengejaran terhadap wasit.
Lantas Eksekutif Comitte (exco) wasit menjatuhkan vonis skor larangan bermain untuk si John. Apabila terlibat dalam sebuah event, maka seluruh wasit Abdya tidak akan memimpin pertandingan.
Di Turnamen Irmawan Cup Tahun 2019, JL 01 bermain untuk PS RAS Kemukiman Kuta Tinggi. Pada event ini berjalan lancar, walaupun untuk pertandingan RAS harus mendatangkan wasit luar Abdya.
PS RAS Kemukiman Kuta Tinggi muncul sebagai juara Irmawan Cup Open yang di gelar di Persada, dan Jhon Leman sukses bermain sampai ke final. Kasus ini memaksa Askab PSSI Abdya mulai serius membenahi dan mengavaluasi kinerja wasit-wasit di Aceh Barat Daya.

Karier
Jhon Leman berkarier dalam usia muda dan mulai terjun ke dunia sepakbola sebagai kiper Soeratin Persada. Ia bersama John Rolek memperkuat skuat Persada divisi III dan berhasil tembus Sumbagut tahun 2007. Pada tahun 2009, bersama Agus Suhendra, pemain Persiraja, ia ikut membela bonden Aceh Selatan Persal di event Divisi II PSSI Aceh.
Bicara John, ada sisi emosional yang semata lahir dari sikap tegas dan keras ini ternyata menjadi bentuk perlawanan sendiri dari pemain pemain sepakbola, bahkan saat tidak dimainkan dalam laga ujicoba oleh pelatih.
Namun, aksi-aksi kontroversi John mulai menurun, sejak dia berumah tangga dengan mempersunting dara Lembah Sabil. John saat ini dikarunai seorang anak perempuan yang cantik yang bernama Qathrin. Kata dia “menjadi sosok ayah telah mampu menekan sisi agresivitasnya,”
Beberapa waktu lalu, ia bermain bersama Abdya Football Academy (Abdya FA), Tim akademi Aceh Barat Daya yang berisi pemain sepakbola yang berusia muda, di turnamen Pemuda Kuta Trieng Nagan Raya, telah menempatkan posisinya sebagai pembangkit semangat junior. Ia memberi pesan yang kuat.
Seorang John Leman tidak perlu diukur dengan jasa bayaran. Jhon Leman melakukan beberapa penyelamatan gemilang di laga berhadapan dengan Persepa Manggeng pada 12 Maret 2020 lalu.
Dia mampu berperan sebagai leader dengan kualitas yang tidak lapuk dimakan usia. Ia masih sangat layak bersanding dengan kiper kiper muda yang berasal dari Pantai Barat Selatan.
Terakhir, kontroversi yang membesarkan nama John Leman di jagad sepakbola Pantai Barat Selatan yang sudah menjadi rahasia umum. Ia punya benda gaib “Awe Sunsang”. Ketika hal ini dikonfirmasi penulis , John Leman hanya tersenyum dan menolak dengan sopan. “Biarkan hal ini menjadi bagian dari rasa penasaran pencinta sepakbola sendiri.”
Bicara tentang karier masa depan di sepakbola, setelah gantung sepatu, niatnya mengambil lisensi kepelatihan sepakbola. Ia berharap ke depan akan mampu melahirkan bibit baru sepakbola di Aceh Barat Daya dengan aktif melakukan pembinaan sepakbola usia dini dengan berkiprah sebagai pelatih di SSB RAS Kuta Tinggi, di tanah kelahirannya sendiri.
Dalam “transfermarket” lokal, kiper Tarkam yang sensasional ini masih layak dibanderol dengan harga tinggi sesuai kualitas yang masih mumpuni. Selamat Adhe Sulaiman alias Jhon, anda benar benar berbeda dan tetap menjadi contoh yang baik bagi pemain junior sepakbola.
* Penulis adalah Kabid Litbang KONI Aceh Barat Daya dan Direktur Teknis Abdya FA.
Komentar