ACEHSPORT — Musyawarah provinsi (Musprov) pembentukan Pengurus Provinsi Persatuan Boling Indonesia (Pengprov PBI) Aceh berlangsung di Hotel Keumala, Banda Aceh, Sabtu (5/9/202o) malam. Ini target besar pengurus perdana.
Musprov perdana PBI Aceh ini dibuka Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan Prestasi KONI Aceh, Drs Bakhtiar Hasan. Kepengurusan juga akan mendaftar ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh sebagai anggota baru.
Bakhtiar menyebutkan, dari Musprov yang berlangsung dua hari dari 5 – 6 September ini, anggota DPR Aceh, Tarmizi didapuk sebagai Ketua Umum Pengprov PBI Aceh masa bakti 2020 – 2024.
Kata dia, kehadiran Pengprov PBI Aceh tentu menjadi semangat baru bagi dunia olahraga Aceh. Disebutkan, sebagai anggota baru KONI Aceh, PBI Aceh bisa segera melakukan sosialisasi ke kabupaten/kota secara merata.
Ketika ditanya sarana venue (tempat) berlatih dan bertanding atlet atau hall boling, Bachtiar menyebutkan Ketua Umum terpilih Tarmizi akan mengusahakan dalam waktu dua tahun akan membangun venue boling bertaraf nasional di Aceh.
Untuk penyiapan atlet, katanya, Sekjen PBI Pusat juga akan membantu melatih para pelatih dan atlet yang ada di Aceh.
Kecuali itu, Bachtiar meminta pengurus yang telah terbentuk nanti segera menyusun program dan pengurus kabupaten/kota (Pengkab/Pengkot) di Aceh. “Minimal ada 12 pengurus kabupaten/kota, sehingga bisa dipertandingkan di PORA XIV/2022 di Pidie,” sebut dia.
Menurut Bakhtiar, terbentuknya pengurus olahraga boling menambah daftar harapan bagi Kontingen Aceh untuk medali di berbagai event regional, nasional dan PON XXI/2024 Aceh – Sumatera Utara.
Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PBI pusat, Johan Dailanur Taufik memberi apresiasi atas Musorprov Boling pertama di Aceh. “Kita sangat apresiasi sekali adanya Boling Aceh ini karena sangat didukung oleh pemerintah daerahnya,” kata Johan.
Johan menjelaskan, sebelum masuknya Aceh dalam dunia cabang olahraga boling, di seluruh Indonesia hanya terdapat 15 provinsi yang memiliki lintasan boling. Sekarang sudah menjadi 16 provinsi termasuk Aceh.
“Sebelum masuknya Aceh, terdapat 15 provinsi yang memiliki lintasan boling, dua provinsi dari 15 itu hingga saat ini tahun 2020 tidak aktif. Sedangkan 13 nya itu punya lintasan, tapi tidak layak digunakan untuk kejuaraan turnamen,” ujar dia.
Johan menilai, Indonesia saat ini memiliki potensi boling yang cukup bagus. Hanya saja tinggal membina para atlet-atlet yang ada daerah saja. Ia mengakui kendala utama adalah minusnya lintas.
“Di Indonesia memang sudah cukup lama menjadi masalah utama. Sudah lama kami pikirkan kenapa bisa berkurang terus, hal ini memang terpengaruh karena anggarannya yang sangat besar,” sebutnya.
Seperti diketahui, boling masuk dalam 28 cabang yang olahraga yang pertandingannya di gelar di Sumatera Utara pada PON XX/2024 Aceh – Sumatera Utara. Sumut menjadi penyelenggara permainan yang dimainkan dengan menggelinding bola khusus ini.
Komentar