ACEHFOOTBALL.net — Sedikitnya sepuluh anak tewas saat bermain bola di Kota Arua, Uganda. Mereka disambar petir setelah berlindung di sebuah gubuk saat badai. Mereka bermain sepak bola saat hujan deras.
Derasnya hujan membuat mereka memilih beristirahat di bangunan dekat rerumputan yang disambar petir. Sembilan anak, berusia 13 hingga 15 tahun, tewas di tempat, sedangkan seorang lagi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Tiga orang yang selamat masih mendapat perawatan di rumah sakit daerah. BBC memberitakan, wilayah barat laut Uganda telah mengalami hujan lebat ditambah dengan guntur dan kilat.
Ini adalah kecelakaan terburuk dari jenisnya di Uganda sejak 2011, ketika 18 anak tewas di sebuah sekolah di wilayah barat tengah. Pada tahun yang sama, 28 orang juga meninggal karena sambaran petir dalam sepekan.
Insiden petir yang menyambar wilayah Uganda, sudah sering terjadi. Bahkan pada tahun 2011, sebanyak 22 siswa dan satu guru meninggal dunia di negara itu. Bukan hanya itu, 37 siswa dan dua guru mendapat perawatan intensif.
Pada Ahad (8/2/2020) lalu, petir juga menyambar empat gorilla langka di taman nasional Uganda. Tiga betina gorila dewasa dan satu bayi gorila berjenis kelamin jantan di Taman Nasional Mgahinga Uganda ditemukan memiliki lesi di tubuh yang menunjukkan bekas terkena sengatan listrik.
Para ahli yakin, mereka mati karena tersambar petir. Kolaborasi Lintas Batas Virunga Besar (GVTC) menyebut fenomena ini sebagai kerugian besar bagi spesies gorila. Keempat gorila yang mati adalah spesies langka, yakni gorila gunung (Gorilla beringei beringei).
Mereka merupakan bagian dari kelompok beranggotakan 17 gorila yang disebut sebagai keluarga Hirwa.
| OKEZONE
Komentar