ACEHFOOTBALL.net — Pelatih timnas Futsal Indonesia, Robby Hartono sepertinya memang cinta mati dengan futsal. Ia pekan lalu berada di Aceh. Coach Robby didapuk menyeleksi pemain Aceh yang dipersiapkan untuk Pra-PON.
Dari rekam jejak digital yang dia punyai, ternyata Robby punya anggapan tersendiri tentang futsal yang begitu dicintainya. Kata dia, futsal itu sama dengan terjun payung. Lho?
Di matanya, menggeluti futsal secara dalam sama asyiknya melayang-layang dengan payung di udara. Begitu mengasyikkan dan setiap hari ada saja teknik baru dalam futsal yang muncul.
“Bagi saya futsal itu seperti olahraga terjun payung. Butuh keberanian, butuh ketenangan, butuh perhitungan dalam memainkannya, plus butuh persiapan,” ungkap Robby seperti dilansir bolalob.com belum lama ini.
Dijelaskan, dalam bermain futsal tingkat tinggi, seorang pemain harus dibutuhkan teknik bermain yang benar, memiliki skill individu yang baik dan punya keberanian dalam menghadapi lawan.
“Skill saja nggak cukup, pemain harus punya nyali ngadepin lawan satu lawan satu, dia juga harus bisa bermain secara organisasi tim,” ungkap Robby.
Robby miris melihat begitu banyak sekarang ini anak-anak bermain futsal, tapi tidak disertai dengan dasar-dasar yang benar. “Sehingga mainnya ya begitu-begitu saja. Tidak enak ditonton, tidak enak dinikmati,” tuturnya.
Padahal, jika sejak kecil sudah ditangani secara benar, anak itu akan berkembang lebih baik dan mainnya enak ditonton. “Dari sini saya antusias untuk melatih anak-anak. Langkah pertama lewat sekolah futsal Vennard Hutabarat,” kata Robby.
Menurutnya, tak tertutup kemungkinan, kecilnya sudah hebat di futsal, besarnya justru sangat berkembang di sepak bola lapangan besar. “Toh pemain besar seperti Rubinho juga lahir dari futsal,” jelas Robby memberi ilustrasi.
Ia pun memberikan pesan kepada para pemain usia dini ini jika ingin membela timnas futsal Indonesia. “Cita-cita harus tinggi karena semua adalah calon pemain timnas,” ungkap Coach Robby.
“Harus jaga kesehatan, makan teratur, dan istirahat. Saatnya sekolah ya sekolah harus belajar, karena futsal juga butuh kepintaran,” lanjutnya.
“Berlatih rajin serius, cita-cita tinggi, dan tidak narkoba,” pungkasnya.
Pada sisi lain, kata dia, para pembina juga harus lebih dewasa dalam mengelola sebuah tim. Ia juga harus bisa memberi contoh yang baik dan mengingatkan para pemain untuk sopan santun tidak arogan dan mau menerima kekalahan dengan lapang dada.
“Bagi yang menang juga bisa bersikap menghargai dan menghormati teman-teman yang kalah,” ungkap Robby yang juga anggota komisi disiplin Federasi Futsal Indonesia (FFI).
“Kepada seluruh pemain bisa ersikap profesional, saling menghargai, saling menghormati, mau menerima kekalahan dengan lapang dada sehingga kompetisi bisa berjalan baik dan image yang baik di masyarakat terhadap futsal tetap terjaga,” pungkasnya.
Ia cuma berharap, bisa melahirkan pemain sepak bola yang mengerti cara bermain yang benar. Bukan tak mungkin justru melahirkan pemain futsal nasional dan pemain timnas lapangan besar. Ya, semoga saja!?
Komentar