Lupakan laga Prancis lawan Belgia yang terpaksa membuat saya bermuka dua di semifinal Piala . Meski pada dasarnya saya lebih bersimpati pada Paul Pogba, ketimbang Hazard dkk. Kenapa begitu? Alasannya sih klasik. Untuk sementara kita tutup buku dulu laga yang sudah kelar.
Sekarang kita sonsong laga lainnya yang tak kalah seru. Kroasia menantang Inggris. Boleh dibilang, ini tim sejak awal tak diunggulkan. Tapi, saya tetap mengidolakan produk-produk Premier League. Laga kedua tim akan berlangsung di Luzhniki Stadium, Kamis (12/7/2018) dini hari WIB.
Tentu saja, Luka Modric dkk tak diperhitungkan. Tapi sejak mengandaskan Argentina 3-0 di babak penyisihan Grup D, Kroasia mulai masuk hitungan. Status Kuda Hitam yang benar-benar hitam, berkat hasil yang mereka torehkan. Pasukan racikan Zlatko Dalic memang menuai banyak pujian, sepanjang babak penyisihan serta menundukkan Denmark juga tuan rumah Rusia di fase gugur.
Namun, The Blazers tampil tak baik dalam dua partai terakhir. Pasalnya, mereka cukup beruntung bisa melaju sejauh ini karena menang melalui babak adu penalti. Ivan Parisic dan kawan-kawan memainkan total 240 menit lebih dari dua laga tersebut, yang tentu saja telah menguras tenaga mereka.
Sebaliknya, Inggris yang tak diperhitungkan dan hanya dipandang sebagai tim non unggulan suskes mematahkan segala keraguan. Rashford dkk menang adu penalti di babak 16 melawan Kolombia. Dan mereka menang 2-0 melawan Swedia di perempatfinal yang malahan sebelumnya, si Biru Kuning malah amat yakin akan membekap Tiga Singa muda.
Memang, pasukan dari Negeri Ratu Ellisabeth itu tampil ciamik dengan skuat mudanya yang dimotori Harry Kane. Mereka unggul di Rusia karena pemanfaatan set pieces termasuk tendangan sudut mematikan.
So, bagi kedua tim, kemenangan di laga ini akan menciptakan sejarah baru bagi kedua kubu di Piala Dunia. Inggris berpeluang mengulang prestasi yang sama pada 1966 saat menjuarai Piala Dunia di kandang sendiri. Sedangkan, Kroasia akan melaju ke final untuk pertama kalinya sepanjang keikutsertaan mereka, dan melampaui prestasi terbaik kala duduk sebagai peringkat ketiga di tahun 1998.
Nah, akankah The Blazers jadi batu sandungan bagi mimpi The Three Lions wujudkan ‘Football is coming home’?
Berikut ini duel lini per lini
Dejan Lovren vs Harry Kane
Pertahanan Kroasia dianggap sebagai area lemah mereka, dengan tidak adanya rekan Lovren, Domagoj Vida yang memiliki kecepatan tinggi ini akan semakin rentan. Lovren kesulitan melawan Kane di Liga Premier, menghadapi tantangan berat untuk menahan striker utama Inggris tersebut. Kane pencetak gol terbanyak Piala Dunia sejauh ini dengan enam gol.
Vida sempat terbebas dari sanksi terkait video bertendensi politik pasca laga Kroasia vs Rusia. Namun FIFA kembali menggelar investigasi setelah kembali beredar video kedua Vida dengan kata-kata yang lebih tendensius dan jelas.
Ivan Rakitic vs Jordan Henderson
Kroasia diberkahi dengan sejumlah gelandang berbakat. Rakitic salah satu yang terbaik di sepakbola saat ini, meskipun perannya di Piala Dunia kali ini lebih sering ditarik ke belakang dan Modric menyerang. Henderson, jangkar yang disukai di kubu Gareth Southgate akan berusaha untuk meredam pengaruhnya.
Luka Modric vs Dele Alli
Playmaker Real Madrid Modric unggul di Rusia, baik pada bola dan dalam hal kualitas kepemimpinannya. Perannya yang pasti bisa bervariasi – dia bisa memnerikan umpan dari lini tengah atau maju untuk beroperasi mendukung striker utama Mario Mandzukic. Alli memiliki kecenderungan bermain lebih menyerang, tetapi ada kemungkinan dia akan sedikit mundur untuk mencegah Modric mendominasi lini tengah.
Mario Mandzukic vs Harry Maguire
Marioa Mandzukic, bomber utama Kroasia di depan gawang dan sudah beroperasi baik sebagai striker tunggal dan ketika bermitra dengan Andrej Kramaric, di turnamen ini. Ciri khas utamanya adalah power dan kekuatan udara. Namun, Inggris akan menurunkan Maguire, bek terkuat mereka di udara melawannya ketika umpan silang datang.
Prancis sudah menanti pemenang laga ini di final. Sebagai pendukung Manchester United, saya bersimpati pada Lukaku dan Fellani sebagai generasi emas Belgia yang tersandung patokan Ayam Jantan yang dikoordinir gelandang MU yakni Pogba. Selanjutnya saya berharap tim Premier League bisa finis ke final. Semoga!
- Diolah dari berbagai sumber