ACEHFOOTBALL — Kubu Real Madrid difavoritkan memenangi trofi Liga Champions 2015/16 ketimbang rival sekotanya, Atletico Madrid. Namun tidak mudah bagi Ronaldo Cs untuk mewujudkan.
Pasalnya beberapa tahun silam, El Real memang tak terbendung, tetapi beberapa musim terakhir, Los Colchoneros mampu unjuk gigi di kompetisi La Liga maupun Liga Champions.
Bahkan, Atletico mampu menempel pemuncak klasemen Barcelona hingga penghujung kompetisi 2015/16, meski akhirnya finis di urutan ketiga setelah disalip Real Madrid.
The #UCLfinal is turning heads in Milan… ?
Do you prefer Madrid’s all-white kit? Or Atleti’s red, white & blue? pic.twitter.com/mzdHRBiyVV— Champions League (@ChampionsLeague) 25 Mei 2016
Musim lalu juga finis di tempat yang sama. Hal ini membuktikan, pasukan Diego Simeone bukan lawan mudah bagi El Real saat jumpa di final Liga Champions yang digelar di Stadion San Siro Milan, Minggu (29/5/2016) dinihari WIB.
Merujuk catatan tujuh kali pertemuan kedua tim, Los Colchoneros, julukan Atletico, lebih banyak memenangkan pertandingan, yakni tiga kali. Sedangkan Real Madrid hanya sekali, sisanya bermain imbang. Pertemuan terakhir di La Liga, 27 Februari lalu, Madrid menyerah 0-1.
Kekalahan memalukan di Santiago Bernabeu itu, memang tak bisa mejadi patokan kondisi El Real saat ini. Saat itu masih masa transisi karena Zenedine Zidane ditunjuk bos baru Los Blancos menggantikan Rafael Benitez yang dipecat manajemen tim.
Hasilnya, efek Zidane disebut-sebut mempu mengubah Real Madrid menjadi klub yang disegani. Keriangan bermain bola, kesolidan semua lini dan mengembalikan pemain ke posisi aslinya, disebut-sebut kunci keberhasilan Zidane memenangi 17 pertandingan, sekali kalah dan dua kali draw di La Liga.
Zidane: “Atlético are special opponents; they’ve beaten the two other best teams in Europe.” #UCLfinal pic.twitter.com/7K3Z54Cam1
— Champions League (@ChampionsLeague) 25 Mei 2016
Maka tak heran, pelatih asal Prancis itu mampu mengubah kelemahan tim menjadi kekuatan. Tim juga berkarakter serta bermain ofensif serta memiliki pertahanan yang solid.
Hal terpenting lagi, Zidane tahu bagaimana dan kapan harus memainkan strategi yang dibutuhkan untuk melawan satu tim kuat.
Hal ini merujuk kepada pertandingan La Liga antara El Real dengan Barcelona di Camp Nou, Minggu (3/4) lalu. El Barca menyerah 1-2 di depan publiknya.
Mantan kapten Timnas Prancis itu juga mampu membawa Cristiano Ronaldo menjadi pemain yang lebih baik kuat. Bahkan, dia menjadi senjata mematikan bagi lawan-lawannya.
Demikian juga Gareth Bale, yang sebelumnya kurang bersinar di bawah asuhan Rafael Benitez, berubah menjadi pemain paling ditakuti.
Kekuatan Ronaldo dan Bale semakin sempurna dengan pemainan Karim Benzema sebagai ujung tombak El Real. Mereka menjadi tiga kekuatan yang dijuluki Trio BBC, sesuai inisial nama mereka.
Sayang, saat sesi latihan kemarin, Ronaldo cedera ringan, walau masih dimungkinkan tampil saat melawan Atletico di Milan, Minggu (29/5) nanti.
Final Liga Champions 2015/16 disebut-sebut pengulangan final 2014. Namun, Atletico jauh lebih matang di bawah kepelatihan Diego Simeone yang memiliki taktik cerdas.
Diego Simeone could become only the third non-European coach in the competition’s history to win the #UCLfinal. pic.twitter.com/iCQC2mt49p
— Champions League (@ChampionsLeague) 25 Mei 2016
Antoine Griezmann yang menjadi ujung tombak Atlecito, bisa menjadi mimpi buruk El Real dalam perburuan trofi Liga Champions ke-11.
Sumber: Poskota
Editor: Indra
Komentar