
ACEHFOOTBALL.com — Tim Futsal Pra PON Riau gagal melaju ke babak 16 besar Futsal Pra PON XIX Jawa Barat. Usai tersingkir, mereka mengeluhkan kondisi lapangan.
Dilansir dari riaupos.co, tersingkirnya tim asuhan Rianto dari grup I Sumatera memang di luar perkiraan. Bermain agresif di laga perdana kontra Jambi. Riau harus mengalami drop mental saat meladeni tuan rumah. Dan kondisi itu juga terjadi di laga penentuan kontra Sumatera Utara.
Kekalahan ini, memupuskan mimpi Angga Gusrianto cs berlaga di even PON XIX 2016 di Jawa Barat.
“Anak-anak sudah berjuang maksimal, inilah hasilnya. Sebagus apapun main orang akan melihat hasil akhir,” kata pelatih futsal Riau, Ranto didampingi dua asistennya, Sapriadi dan Hugo Jeska.
Ya, dilaga babak 32 besar ini, tim futsal Riau yang biasa bermain di lapangan ukuran standar 20x40m dipaksa bermain yang di luar perkiraan. Sehingga hasil latihan tidak maksimal di praktekkan di lapangan.
Sejatinya, persoalan ukuran lapangan ini memang menjadi pertanyaan bagi para peserta saat tehnical meeting digelar. Karena di nilai tidak memenuhi standar yang di tetapkan Asosiasi Futsal Indonesia.
Cuma karena situasi dan kondisinya lapangan yang ada di Provinsi Aceh tidak memiliki GOR yang standar akhirnya tetap di sahkan Pengawas Pertandingan (PP) AFI Pusat.
Pantauan riaupos.co di lokasi, keberadaan lapangan memang tidak layak digunakan untuk pertandingan sekelas Pra PON. Selain ukuran, tingkat keamanannya juga sangat mengkhawatirkan.
Jarak pembatas pagar besi dan lapangan sangat minim. Sehingga dalam laga-laga yang sudah dilakoni, para peserta kerap terbentur dengan pagar besi.
“Di lapangan seperti ini permainan Riau sulit berkembang. Inilah kondisinya. Kekalahan memang sangat menyakitkan tapi harus diterima. Anak-anak tetap pulang dengan kepala tegak, karena sudah maksimal,” kata Direktur Tehnik Futsal Riau Drs Abrar.
Editor: Indra
Komentar