Juventus dan Barcelona akan bertanding dalam final Liga Champions yang akan digelar di Stadion Olympic, Berlin, akhir pekan ini (6/6/2015).
Bagi para pecinta maupun pengamat sepak bola, mencari perbedaan kedua klub bukanlah perkara yang sulit.
Masing-masing pendukung kedua klub dapat membandingkan kekuatan antara pemain Italia dan Spanyol. Membandingkan yang lebih tangkas antara kiper senior Gianluigi Buffon dengan kiper muda berbakat Marc Andre Ter Stegen, atau yang lebih hebat antara Lionel Messi dengan Carlo Tevez, misalnya.
Atau bisa juga dilihat dari segi prestasi dari dua klub Eropa tersebut. Bagaimana Barcelona mendominasi Eropa dalam waktu satu dekade ke belakang, sementara Juventus lebih bertaring di kompetisi lokal.
Akan tetapi mencari persamaan kedua klub tidak akan semudah menjawab pertanyaan dari mana asal kedua klub tersebut.
Jika dilihat dari taktik dan gaya bermain, kedua kesebelasan memiliki ciri khasnya. Namun, ketika melihat asal kekuatan masing-masing klub tersebut, persamaan antara Juve dan Barca akan terlihat.
La Vecchia Signora maupun Blaugrana bisa dikatakan dua klub irit dalam membeli pemain, namun tetap menjaga dan kualitas pemain yang tidak kalah dengan Real Madrid yang membeli pemain berkualitas dengan harga fantastis.
Bagi tim Si Nyonya Tua, tidak perlu merogoh kocek yang terlalu banyak untuk menciptakan kesebelasan yang dapat membawa mereka ke final.
Stephan Lichtsteiner (10 juta euro), Andrea Barzagli (300 ribu euro), Leonardo Bonucci (15,5 juta euro), Patrice Evra (1,6 juta euro), Andrea Pirlo (Gratis), Claudio Marchisio (Akademi-Gratis), Arturo Vidal (10,5 juta euro), Paul Pogba (Gratis), Carlo Tevez (9 juta euro), dan Alvaro Morata (20 juta euro), kebanyakan dari mereka didapatkan dengan harga transfer tak lebih dari 20 juta euro.
Sementara para pemain pengganti Juve seperti Fernando Llorente, Kingsley Coman, dan Rubinho pun didapatkan secara gratis.
Demikian halnya dengan Barca. Meski mengeluarkan uang cukup besar untuk mendapatkan Luis Suarez dan Neymar, skuat Barcelona ditopang oleh pembelian-pembelian irit yang tidak semewah pembelian Chelsea, Bayern Munich, atau Manchester United.
Pada pertandingan final, Barcelona akan diperkuat oleh Ter Stegen (12 juta euro), Dani Alves (23 juta pound), Mascherano (22 juta euro), Pique (5 juta euro), Jordi Alba (14 juta euro), Andres Iniesta (Akademi-Gratis), Ivan Rakitic (18 juta euro), Sergio Busquets (Akademi-Gratis), dan Lionel Messi (Akademi-Gratis).
Juventus dan Barcelona sendiri memang memiliki cara irit untuk memperkuat skuat. Juventus dengan membeli pemain-pemain murah yang seolah telah “habis” di klub lamanya, namun kemudian bisa dibuat bersinar kembali seperti Pirlo, Evra, Pogba, atau Tevez. Sementara itu, Barcelona memiliki mesin produksi pemain berbakat dalam bentuk akademi La Masia.
Cara-cara tersebut tentu tidak seperti tim semi-finalis Liga Champions, Real Madrid, yang modal untuk membeli seorang Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale saja sudah mencapai 185 juta euro atau kurang lebih 2,7 triliun rupiah.
Untuk membalikkan modal pengeluaran kedua klub terhadap pemain-pemain tersebut juga bukan perkara sulit. Berdasarkan situs Transfermarkt pada Jumat (5/6), Pogba yang dulu gratis, kini bernilai 44 juta pound sterling (-/ 898 juta rupiah). Begitu pula dengan Messi yang memiliki nilai jual hingga 105.6 juta pound sterling (-/ 2.1 triliun rupiah)
Dengan demikian, La Fidanzata d’Italia dan Cules dapat menjadi bukti bahwa pemain mahal tidak menjamin klub mendapat gelar juara.
Dan apabila muncul pertanyaan siapakah yang akan jadi pemenang Liga Champions? Bisa jadi tim termurah lah pemenangnya.
sumber; sindonews
Komentar